Fakta Kelaparan Papua dan Terulangnya Tragedi Korban Meninggal
Sekitar 7.500 jiwa terkena dampak bencana kekeringan dan kelaparan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Enam warga meninggal meski pemerintah menyebut sebabnya bukan karena kelaparan. Kelaparan juga terjadi tahun lalu di Kabupaten Lanny Jaya. Tiga orang meninggal.
Kemarau dan Kekeringan
Warga Kabupaten Puncak, mengalami kemarau dan krisis pangan sejak Juni lalu. Banyak terjadi gagal panen lantaran sulitnya ketersediaan air bersih dan kondisi cuaca yang ekstrem, dilansir dari Tempo.
Enam Warga Meninggal
Kelaparan yang terjadi menyebabkan sebanyak enam warga di distrik Lambewi dan Distrik Agandugume meninggal.
Terdiri dari lima orang dewasa dan satu bayi yang lahir prematur. Korban meninggal mengalami gejala seperti lemas, diare, panas dalam, dan sakit kepala.
Selain itu, berdasarkan catatan Kementerian Sosial sebanyak 7.500 jiwa terkena dampak kekeringan di dua distrik tersebut.
Pernyataan Pemerintah
Namun pemerintah menyebut enam warga tidak meninggal akibat kelaparan, melainkan diare.
"Saya habis dua hari terakhir ini ngecek banget apa itu kelaparan (yang) membuat dia meninggal. Kok kalau meninggal kelaparan kok cuma satu keluarga? Jadi (kalau) kelaparan itu bersifat masif," kata Syahrul pada Rabu 2 Agustus 2023, dilansir dari Kompas.
Sementara, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono, menyebut pihaknya sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui secara pasti penyebab meninggalnya enam warga Papua Tengah.
Menurutnya, diare seharusnya tidak menyebabkan kelaparan, sehingga perlu diidentifikasi faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi pada kondisi tersebut.
"Enggaklah, (diare) karena makannya salah, kelaparan bukan karena diare," kata Dante di kawasan Istana Negara, dilansir dari Tempo.
Kejadian Tahun Lalu
Kondisi serupa juga terjadi di tahun lalu. Cuaca yang ekstrem berlangsung pada Agustus 2022 di Kabupaten Lanny Jaya.
Akibatnya, warga setempat mengalami krisis pangan lantaran gagal panen. Tanaman rusak lantaran suhu dingin yang ekstrem dan embun beku. Sedikitnya tiga warga meninggal, saat itu, dilansir dari VIVA.
"Hal ini tentu membuat kita bertanya-tanya, ada apa ini dan mengapa hal tersebut terulang lagi tahun ini? Apakah peristiwa yang terjadi tahun lalu itu tidak bisa dijadikan sebagai dasar untuk berjaga-jaga dan membuat kebijakan yang tujuannya bisa melindungi rakyat ketika terjadi cuaca ekstrem?” kata Anwar Abbas, Ketua PP Muhammadiyah dilansir dari VIVA.
Bangun Lumbung Pangan
Sesuai hasil koordinasi antara Menko PMK, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Bupati Kabupaten Puncak, dan Panglima Daerah Militer (Pangdam) Cenderawasih, salah satu opsi yang muncul adalah pembangunan lumbung pangan untuk menyimpan persediaan makanan penduduk selama musim kemarau berlangsung.
Menko PMK Muhadjir Effendy menyebut, tindakan ini dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap potensi kelaparan yang bisa terjadi akibat kekeringan dan fenomena embun beku yang terjadi secara periodik di wilayah tersebut.
Advertisement