Fakta Jurnalis Kristen Ditembak Israel dan Serangan di Pemakaman
Serangan brutal tentara Israel terhadap jurnalis perempuan Al Jazeera, Shireen Abu Akleh menarik perhatian dunia. Jurnalis itu meninggal saat meliput di Tepi Barat. Bahkan tentara Israel membuat kerusuhan saat prosesi pemakaman jurnalis kelahiran Betlehem di Gereja Katolik, Jumat 13 Mei 2022 waktu setempat.
Kronologi Penembakan
Shireen Abu Akleh ditembak dengan brutal oleh tentara Israel, saat melakukan tugas jurnalistiknya, meliput razia tentara Israel di Tepi Barat, pada Rabu, 11 Mei 2022.
Saksi mata di lokasi menyebut jika tak ada kerusuhan dengan warga Palestina, saat penembakan terjadi. Jurnalis yang lahir dari keluarga Palestina itu juga telah mengenakan jaket pers dan tanda pengenal lainnya, senjata tentara Israel menembak dengan brutal Shireen hingga meninggal di lokasi.
Sementara pejabat militer Israel menyebut jika saat ini sedang menyelidiki seorang tentara Israel terkait tiga tembakan di saat yang sama dengan tewasnya jurnalis tersebut. "Seorang tentara menembak ke arah teroris dengan M16, dengan kondisi yang sangat baik, pandangan yang jelas. Kami kini sedang memeriksa di mana posisi Shireen," katanya dikutip dari Al Jazeera, Sabtu 14 Mei 2022.
Petugas juga menduga jika peluru yang menewaskan Shireen bisa jadi adalah pantulan proyektil dari tanah atau dinding. Selain Shireen, seorang jurnalis yang bersamanya juga terkena peluru dan kini sedang menjalani perawatan.
Palestina Minta Pengadilan Internasional
Atas peristiwa itu, Israel kemudian mengundang Palestina untuk melakukan penyelidikan bersama, sebab lokasi penembakan terjadi di Tepi Barat.
Namun Presiden Palestina Mahmoud Abbas menolak mentah-mentah ajakan itu. Ia mendesak Israel yang nyata-nyata melakukan penembakan kepada warga Palestina, untuk bertanggungjawab.
"Merekalah yang melakukan kejahatan. Dan karena mereka tak bisa dipercaya, kami akan menggugat ini di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)," katanya.
The closest video of the #Israeli police suppressing the funeral procession of Shireen Abu Aqleh as the coffin was leaving the French hospital towards the cemetery pic.twitter.com/TaOsvCUUCd
— Rushdi Abualouf (@Rushdibbc) May 13, 2022
Kerusuhan Saat Pemakaman
Tindakan brutal tentara Israel masih berlanjut pada saat jenazah jurnalis Palestina itu disemayamkan di Gereja Katolik, di Yerusalem, sebelum dimakamkan di Bukit Zion.
Pemakaman Shireen banyak didatangi oleh kerabat, saudara, hingga ratusan warga Palestina yang hanya mengenal Shireen dari karyanya sebagai jurnalis.
Tampak peti Shireen ditutup dengan bendera Palestina, dan warga mengerumuni dengan meneriakkan kalimat patriotisme.
Pendeta Fadi Diab, pemimpin ibadah pemakaman, menyebut jika kematian Shireen memiliki dampak bagi dunia. "Shireen Abu Akleh adalah pesan bagi warga Palestina dan hak-hak mereka. Hidup adalah suci dan kita tidak boleh membunuh. Tuhan menciptakan kehidupan untuk dirawat, bukan dibunuh," katanya.
Namun tentara Israel tak membiarkan layanan pemakaman berjalan dengan damai. Mereka menyerang pelayat yang mengiringi peti jenazah Shireen, memukuli pentakziah, bahkan yang memikul peti jenazah, hingga peti tampak nyaris terjatuh. Tentara Isral memperingatkan agar tak ada bendera Palestina atau teriakan patriotisme saat pemakaman berlangsung.
Sebelum proses pemakaman, tentara Israel juga merazia rumah jurnalis tersebut dan mengambil bendera Palestina serta memberikan peringatan serupa, pada Rabu.
Pada Kamis, ketika jenazah Shireen disemayamkan di Istana Kepresidenan Palestina, kakak mendiang mendapat tuntutan dari Israel agar tak menyanyikan lagu patriotisme dan mengibarkan bendera Palestina, saat pemakaman.
Advertisement