Fakta Gejala dan Wabah PMK Menyerang Seribuan Sapi di Jawa Timur
Wabah penyakit pada mulut dan kuku (PMK) dilaporkan menyerang sedikitnya 1.247 ekor ternak sapi di Mojokerto, Lamongan, Sidoarjo dan Gresik, pada 5 Mei 2022. Sejumlah fakta dan gejala diketahui terkait penyakit yang sempat dinyatakan hilang dari Indonesia, di tahun 1986 itu.
Kronologi Wabah PMK di Jawa Timur
Informasi tentang wabah PMK pada sapi diawali dari surat Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur kepada Gubernur Jawa Timur tertanggal 5 Mei 2022.
Di dalamnya disebutkan jika wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) telah terkonfirmasi menyerang sedikitnya 1.247 ekor ternak sapi di Mojokerto, Lamongan, Sidoarjo dan Gresik lewat hasil uji sampel suspek PMK oleh laboratorium Pusat Veterineria Farma (Pusvetma).
Pada hari yang sama, di Sidoarjo juga ditemukan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkiti sebanyak 595 ekor sapi potong, sapi perah dan kerbau di 11 kecamatan, meliputi 14 desa.
Kasus keempat pada 3 Mei 2022 di Kabupaten Mojokerto yang melaporkan 148 ekor sapi potong yang tersebar di sembilan kecamatan, meliputi 19 desa, terinfeksi penyakit yang sama.
Pemprov Jatim Bentuk URC
Laporan itu kemudian diikuti dengan kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Kementerian Pertanian mengaktifkan unit respons cepat (URC).
“Ini kurang lebih sama dengan cara kita melakukan kesiapsiagaan seperti saat menghadapi Covid-19,” ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, dikutip dari tempo.co, Senin 9 Mei 2022.
Khofifah juga mengungkap upaya memaksimalkan komunikasi informasi dan edukasi dengan harapan masyarakat dapat lebih memahami tentang penanganan penyakit yang sangat menular pada ternak tersebut.
Cara penanganan yang telah diputuskan adalah dengan cara kombinasi pemusnahan dan vaksinasi. Selain juga menutup sementara pasar hewan di keempat wilayah agar penyakit tak semakin menyebar.
Pemusnahan Ternak dan Tutup Pasar Hewan
Namun, upaya pemusnahan hanya dilakukan terbatas pada ternak yang terkonfirmasi positif terinfeksi penyakit mulut dan kuku itu.
"Kalau memakai stamping out, beban anggaran akan tinggi karena kami harus memberi kompensasi. Jadi, dipakai metode kombinasi, yaitu stamping out dan vaksinasi secara bersamaan," ucap Khofifah sambil menambahkan vaksinasi disiapkan untuk ternak sehat pada daerah terancam, minimal cakupan 70 persen dari populasi.
Gejala PMK pada Sapi
Sejumlah gejala klinis ditemukan pada sapi yang terkonfirmasi mengalami PMK. Penyakit yang disebabkan oleh virus tipe A dari family Picornaviridae, genus Apthovirus itu akan menyebabkan sapi mengalami demam tinggi hingga 41 derajat Celsius, tidak nafsu makan, menggigil, penurunan produksi susu yang drastis, dikutip dari laman Pemkab Bogor.
Sapi juga akan terlihat sering menggosokkan bibir, mengeratkan gigi, banyak mengeluarkan liur, suka menendangkan kaki, dan adanya bukal serta antara kuku.
Terdapat pula sejumlah gejala di lidah seperti luka-luka, hingga kematian pada hewan muda.
Selain menyerang sapi, virus yang menular cepat lewat droplet, leleran liur, dan serpihan kulit hewan, juga bersifat airborn itu, juga bisa menyerang kerbau unta, rusa, kambing, domba, dan babi. Proses penyembuhannya membutuhkan waktu antara 8 hingga 15 hari.
Advertisement