Fakta-fakta Omicron Centaurus atau BA.2.75
Penambahan kasus COVID-19 di Indonesia hingga pekan ketiga Juli 2022 masih di level tinggi. Kini, ancaman kasus COVID-19 semakin meningkat di Indonesia. Ada Omicron varian baru, yakni BA.2.75 atau Centaurus yang telah terdeteksi di Indonesia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengategorikan sub varian ini sebagai Variant of Concern (VOC) Lineage Under Monitoring (LUM). Artinya, varian ini tengah diawasi secara ketat oleh WHO. Selain itu, sub varian Centaurus ini disebut-sebut lebih menular dibandingkan sub varian lainnya, serta pertama kali ditemukan di India.
Dikutip dari Euronews, Senin 18 Juli 2022, nama sub varian Omicron Centaurus bukanlah nama resmi yang diberikan oleh WHO. Melainkan berasal dari pengguna Twitter @xbitron1, yang memberikan nama pada sub varian Omicron BA.2.75 menjadi Centaurus pada 1 Juli 2022.
"Saya baru saja menamai varian BA.2.75 setelah galaksi. Nama barunya adalah strain Centaurus. Terbiasalah. Hari ini, saya memimpin pandemi apa pun," tutur akun tersebut.
Penyebaran Omicron Centaurus
Sub varian Omicron Centaurus diyakini mudah menular dengan cepat. Bahkan, berpotensi menjadi sub varian dominan di seluruh dunia.
"Apa yang kami lihat dengan BA.2.75 baru ini adalah bahwa hal itu menyebar di negara-negara di mana terdapat tingkat vaksinasi yang tinggi, jadi tampaknya virus ini mampu mengatasi beberapa kekebalan yang sudah ada sebelumnya," ucap seorang ahli virus di University of Edinburgh.
Meskipun demikian, Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menyebut sampai saat ini masih belum ada bukti kuat terkait tingkat keparahan dari sub varian Omicron baru ini.
"Belum ada bukti yang menunjukkan sub varian ini menyebabkan penyakit yang lebih serius ketimbang sub varian lainnya. Bahkan beberapa ahli menyebut BA.2.75 itu sub varian yang paling tidak mematikan," ucapnya.
Pejabat WHO Maria Van Kerkhove menjelaskan, pihaknya mengalami kesulitan untuk melacak sub varian baru itu lantaran berkurangnya pengawasan COVID-19 di dunia.
"Kemampuan kami untuk melacak varian bergantung pada pengawasan virus, pengujian yang sedang berlangsung, dan urutan yang dilakukan dan dibagikan sehingga para ilmuwan di seluruh dunia dapat mengaksesnya," jelasnya.
Kasus Omicron Centaurus di Indonesia
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melapor kepada Presiden Jokowi bahwa COVID-19 sub varian BA.2.75 telah terdeteksi di Indonesia. Temuan tiga kasus Omicron Centaurus di Indonesia, pada Minggu, 17 Juli 2022. Dari ketiga kasus tersebut, satu kasus di Bali merupakan imported case dari seorang WNA. Sedangkan dua kasus di Jakarta, berdasarkan penyelidikan adalah transmisi lokal.
Rinciannya, satu kasus dideteksi di Bali (WNA), pasien berjenis kelamin perempuan. Sedangkan dua kasus dideteksi di Jakarta (WNI), pasien perempuan dan laki-laki.
Gejala Omicron Centaurus
Gejala yang dikeluhkan ketiga pasien masih ringan, serupa dengan yang ditemukan pada pasien Omicron BA.4 dan BA.5. Adapun beberapa gejala yang banyak dikeluhkan pasien BA.4 dan BA.5, yakni:
Batuk
Demam
Pilek
Nyeri tenggorokan
Sakit kepala
Sesak napas
Pusing
Mual/muntah
Anosmia