Fakta-Fakta Kasus Mutilasi Uswatun Hasanah di Kediri
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur mengungkap kasus mutilasi perempuan dalam koper merah yang ditemukan di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Kamis 23 Januari 2025.
Korban Sering Minta Uang
Dalam kasus itu, kepolisian menemukan sejumlah motif yang jadi latar belakang pelaku Rohmad Tri Hartanto alias Antok terhadap korban di kamar 301 Hotel Adisurya, Kota Kediri.
Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman mengatakan bahwa motifnya adalah sakit hati karena korban pernah ketahuan memasukkan laki-laki lain ke dalam kosnya. Padahal, kepada warga sekitar pelaku mengaku sebagai suami siri korban.
Selain itu, korban juga diketahui sering meminta uang kepada pelaku. “Korban sering minta uang kepada pelaku. Maka, pada 19 Januari 2025 tersangka sudah menyiapkan uang Rp1 juta untuk korban, karena sebelumnya ada chat di WA,” kata Farman.
Pelaku Punya Kehidupan Cukup
Farman mengatakan bahwa dari KTP pelaku status pekerjaannya pelajar, namun ditelusuri pelaku adalah ketua salah satu perguruan pencak silat di Tulungagung.
“Tersangka ini juga sering bergerak seolah-olah sebagai LSM mengadukan beberapa peristiwa di Tulungagung maupun di Trenggalek,” ungkap perwira menegah dengan tiga bunga di pundak itu.
Dari hasil penyidikan sementara bahwa pelaku berusia 32 tahun itu memiliki kehidupan yang cukup untuk pribadi termasuk untuk menghidupi anak dan istrinya.
Hanya saja, Farman belum bisa menjelaskan terkait gaya hidup pelaku. Yang jelas, pelaku dengan korban sering berhubungan bahkan sudah saling kenal selama tiga tahun.
“Karena sering berhubungan dengan korban, untuk mengelabui agar tidak dicurigai di kos-kosan korban dia mengaku suami siri,” ujarnya.
Setelah ditelusuri ternyata itu kebohongan untuk mengelabui saja, karena pelaku masih memiliki hubungan sah bersama istri-nya yang sudah dikaruniai dua orang anak.
Pelaku Pernah Jadi Jagal Kambing
Terkait keberhasilan pelaku melakukan mutilasi, Kanit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKP Fauzi mengatakan karena pelaku pernah memotong hewan ternak.
"Dia cerita saya pernah potong kambing, saya tahu sendi-sendinya. Saya paham karena sendi sama seperti manusia," kata Fauzi.
Selain itu, pelaku juga pernah belajar dengan cara melihat tayangan Youtube tentang proses pemotongan hewan.
Korban Punya Pekerjaan
Dari berita sebelumnya, korban merupakan single parent yang mengurusi dua anak. Ia pun diketahui memiliki pekerjaan di Tulungagung untuk bisa menghidupi keluarganya.
Kepala Dusun Sidodadi, Nahroni saat ditemui Ngopibareng.id di rumahnya mengatakan, korban merupakan ibu yang bertanggung jawab terhadap anak dan orang tuanya.
Korban, kata Nahroni, pekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup kedua anaknya, ibu, dan neneknya.
Korban berusia 29 tahun itu memiliki anak laki-laki berusia 10 tahun dari perkawinannya yang pertama, dan anak perempuan berusia 7 tahun dari perkawinannya yang kedua.
Saat bekerja di Tulungagung, korban rutin menyempatkan menjenguk keluarganya seminggu sekali.
“Sebenarnya rumah yang dibangun di samping rumah neneknya itu hampir selesai dibangun, kalau tidak salah sudah direncanakan minggu depan memasang atap dan genting,” tambah Nahroni.
Selain mendirikan rumah, menurut Nahroni korban diketahui telah memiliki mobil merek Suzuki Ertiga meskipun dengan cara kredit. “Mobil itu yang digunakan almarhumah untuk mondar-mandir Tulungagung-Blitar, hampir setiap seminggu sekali dia pulang,” ungkapnya.
Advertisement