Fakta Data 1,3 Juta Pengguna Ehac Bocor, Bareskrim Turun Tangan
Bocornya data milik 1,3 juta pengguna Aplikasi electronic-Health Alert Card (Ehac) mendapat respon dari kementerian kesehatan. Bahkan Bareskrim Polri juga bergerak menyelidiki kebocoran tersebut.
Kata Kemenkes
Kebocoran data di aplikasi Ehac dibenarkan oleh kementerian kesehatan. Mereka meminta agar masyarakat kini menghapus aplikasi Ehac dan beralih ke aplikasi Peduli Lindungi.Menurut Kemenkes, pemerintah telah meninggalkan aplikasi Ehac sejak Juli 2021 dan menggunakan aplikasi Peduli Lindungi.
"Sebagai langkah mitigasi, maka Ehac yang lama sudah dinonaktifkan. Saat ini, Ehac tetap dilakukan tetapi berada di dalam Peduli Lindungi. Sekali lagi Ehac yang digunakan itu di dalam Peduli Lindungi," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes, Anas Ma'ruf, dikutip dari detik.com, Selasa 31 Agustus 2021.
Ia memastikan jika aplikasi Peduli Lindungi terjamin keamanannya. Bahwa data Ehac yang lama juga tidak berkaitan dengan aplikasi baru ini.
Penyebab Kebocoran
Pihaknya bersama lembaga lain kini sedang menyelidiki terjadinya kebocoran itu. Dugaan awal menurutnya kebocoran itu berada di mitra dan telah diketahui oleh pemerintah.
"Dugaan kebocoran Ehac lama diakibatkan kemungkinan di pihak mitra dan ini diketahui pemerintah,"katanya.
Bareskrim Turun Tangan
Tak hanya Kemenkes dan Kominfo yang menyelidiki kebocoran itu, Bareskrim Porli mengaku sedang ikut menyelidiki kebocoran tersebut.
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono melalui pesan singkat, menyatakan jika pihaknya sedang melakukan penyelidikan.
Argo mengatakan Dittipidsiber Bareskrim-lah yang menangani kasus tersebut. Hanya, Argo belum merinci lebih lanjut mengenai proses penyelidikan itu. "Secara teknis biarkan penyidik Cyber bekerja," katanya.
1,3 Juta data Pengguna Bocor
Sebelumnya, lembaga penelitian kejahatan siber yang berpusat di Washington, Vpn Mentor menyebut telah menemukan kebocoran data 1,3 juta pengguna di Ehac sejak 15 Juli 2021 lalu.
Data yang bocor pun beragam, mulai dari data individu seperti NIK, paspor, nomor telepon, username, aktivitas perjalanan, hingga data detil tentang hasil tes Covid-19, juga data rumah sakit penyelenggara tes Covid, dan data email dan staf Ehac.
Saat itu, pihak Vpn Mentor segera melaporkan temuan mereka ke Kemenkes dan beberapa lembaga lain, seperti Tim Respon Darurat Komputer Indonesia (CERT), dan yang terakhir mengontak Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Laporan mereka baru mendapat respon dari BSSN pada 24 Agustus 2021, lebih dari sebulan setelah kebocoran ditemukan. (Dtk/Pit)