Fakta BEM UGM Kritik Presiden Jokowi Alumnus Paling Memalukan
Presiden Joko Widodo baru saja mendapat kritik dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada (UGM). Jokowi mendapat gelar 'Alumnus UGM Paling Memalukan'. Jokowi pun merespons kritik tersebut.
Gelar dari BEM UGM
Kritik tersebut disampaikan oleh BEM KM UGM 2023. Dilihat di akun Instagramnya, terdapat unggahan terkait penganugerahan gelar tersebut, sekitar lima hari lalu waktu Instagram.
Unggahan itu berisi poster berupa foto Presiden Joko Widodo dengan kalimat 'Penyerangan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan' diikuti tulisan Mr Joko Widodo.
Dalam keterangan konten, terdapat undangan penyerahan gelar berlangsung di Bundaran UGM, pada Jumat 8 Desember 2023.
Ketua BEM KM UGM, Gielbran M Noor menyebut nominasi itu keluar sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa UGM atas kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
"Bahwa sudah hampir dua periode Pak Jokowi memimpin tapi pada kenyataannya masih banyak sekali permasalahan fundamental yang belum terselesaikan. Padahal, beliau punya cukup banyak waktu menyelesaikan masalah-masalah itu," kata Gielbran ditemui di sekitar Bundaran UGM, Jumat, 8 Desember 2023.
Dikutip dari CNN Indonesia, sejumlah masalah itu di antaranya kasus korupsi yang terus muncul, revisi UU ITE termasuk kriminalisasi Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti.
Ia juga menyebut soal kontroversi sidang Mahkamah Konstitusi, juga dinasti politik. "Sehingga saya rasa tadi tidak ada momentum lain selain sekarang untuk menobatkan beliau sebagai alumnus UGM yang paling memalukan," pungkasnya.
BEM KM UGM juga memasang sekitar 4 poster di luar kampus terkait gelar untuk Presiden Joko Widodo.
Respons Presiden
Kritik dari BEM UGM pun direspons oleh Presiden Joko Widodo. Ditemui di Ancol, Jakarta Utara, Jokowi menyebut kritik adalah hal yang tidak dilarang dan sebagai bagian dari proses demokrasi, pada Senin 11 Desember 2023.
"Ya, itu proses demokrasi. Boleh-boleh saja," katanya dikutip dari Kumparan.
Namun, ia juga mengingatkan agar kritik disampaikan dengan santun. Meski ia juga menyebut jika tindakan BEM UGM tidak berlebihan. "Tetapi perlu saya juga mengingatkan kita ini ada etika sopan santun ketimuran," imbuhnya.