Fakta 530 Ribu Sekolah Tutup Saat COVID, 60 Juta Siswa Terdampak
Riset UNICEF menemukan sebanyak 530 ribu sekolah tutup selama 20 bulan, sejak akhir Maret 2020. Dampaknya, terjadi penurunan kemampuan literasi dan numerasi terutama pada pelajar anak-anak.
Kemampuan Menurun
Berdasarkan riset UNICEF tahun 2021, ditemukan hanya 32 persen siswa kelas 1 hingga 3 SD, yang mampu berhitung dengan benar, di Kota Makassar dan Bone.
Dalam riset bertajuk Studi Kembali Belajar dengan Aman itu, diketahui pula jika kemampuan berhitung sebelum pandemi, rata-rata mencapai 64 persen siswa. "Ini menunjukkan hilangnya kesempatan belajar anak, secara signifikan," kata Pria Santri Beringin, pakar pendidikan dari UNICEF, dalam webinar bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Selasa 23 Mei 2023.
Kehilangan Pembelajaran
Kondisi yang dialami siswa tersebut disebabkan fenomena kehilangan pembelajaran atau learning loss akibat pandemi. Bank Dunia menyebut, penutupan sekolah selama pandemi, menyebabkan anak kehilangan sedikitnya sepertiga dari pembelajaran yang seharusnya mereka terima, dalam setahun.
Potensi hilangnya pendidikan yang berpengaruh pada kemampuan dasar di masa anak-anak, sedikitnya akan dialami sekitar 68 juta anak di Indonesia. Bila tidak diperbaiki, kehilangan pembelajaran akan berdampak pada skil individual yang tidak kompeten, di masa depan.
"Secara ekonomi, 68 juta anak-anak yang mengalami penutupan sekolah di masa pandemi, kehilangan pendapatan seumur hidupnya setara dengan kurang lebih 151 miliar dollar Amerika," lanjut Santri, dalam webinar bertajuk Mengejar Ketertinggalan Belajar pada Anak Pasca COVID, itu.
Mengejar Ketertinggalan Belajar
Kondisi ini bisa diperbaiki salah satunya dengan mengejar ketertinggalan belajar. Santri menyebut, upayanya bisa dengan peningkatan kapasitas di luar jam belajar, oleh guru yang kompeten.
"Kompetensi gurunya dulu diperbaiki, dan kemudian fokus meningkatkan capaian pembelajaran siswa," lanjutnya.
Rita Sokoy, Kepala Sekolah SD YPK Kanda, Jayapura, menyebut, sekolahnya memberikan kelas tambahan di perpustakaan, pada siswa yang kemampuan membacanya mengalami penurunan selama pandemi.
"Guru kelas mengetahui kemampuan membaca anak didiknya menurun akibat sekolah daring. Kemudian kami menambah kelas membaca bagi murid yang kemampuannya mengalami penurunan," lanjutnya di webinar yang sama.
Anggaran Sekolah
Pengadaan jam di luar waktu mengajar, juga peningkatan kompetensi guru, membutuhkan anggaran khusus. Sehingga, upaya lain juga dilakukan oleh pemerintah daerah, terutama dalam memenuhi kebutuhan guru.
Kepala Dinas Kabupaten Supiori, Rafles Ngilamele, menggunakan sebagian dana BOS untuk membiayai transportasi guru, yang mengajar ke rumah siswa. "Penutupan sekolah 17 bulan. Sebagian guru melakukan kunjungan belajar ke rumah siswa," katanya.
Dinasnya juga mengupayakan peningkatan kapasitas guru, agar mampu menggenjot capaian belajar siswa. "Uang ekstra belum tentu bisa mengajak guru mau mengajar lebih banyak. Terpenting mengubah mindset guru, agar menyadari pentingnya mengejar ketertinggalan belajar anak," imbuhnya.