Fakta 23 Warga Yahukimo Papua Meninggal akibat Kelaparan
Sebanyak 23 warga Yahukimo di Papua, meninggal akibat kelaparan sepanjang Oktober. Mereka berasal dari 13 kampung di Yahukimo. Diduga, kelaparan berdampak pada 12 hingga 15 ribu warga Papua.
Koordinator Penanggulangan Kelaparan dari Distrik Amuma Naman Bayage menyebut korban yang meninggal sepanjang Oktober, di antaranya termasuk balita, anak-anak dan lansia.
Tewasnya 23 korban akibat kelaparan menjadi tragedi kedua di tahun ini. Sebelumnya, terdapat 6 warga meninggal akibat kelaparan pada Agustus lalu.
Penyebab Kelaparan
Dikutip dari Kata Data, Naman menyebut kelaparan terjadi akibat cuaca ekstrem berupa hujan menerus selama tiga bulan terakhir. Dampaknya tanaman penduduk yang menjadi stok pangan warga menjadi busuk dan gagal panen.
Pemerintah Daerah (Pemda) Yahukimo kemudian menetapkan status tanggap darurat bencana sejak 21 Oktober hingga 1 November 2023. Pemerintah pusat juga mengirimkan sejumlah bantuan.
Upaya Pemerintah
Sementara Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyebut bencana kelaparan disebut berpotensi berdampak pada 15 ribu jiwa warga sejumlah distrik di Kabupaten Yahukimo.
Ia meminta Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional menyiapkan varietas umbi yang tahan cuaca ekstrem.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengirimkan bantuan untuk warga yang kelaparan. Selain itu, juga mengirimkan bantuan bagi rumah-rumah yang terkena longsor di Distrik Anggruk dan Penggama, Kabupaten Yahukimo dikutip dari Antara.
Sementara, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) belum mempercayai laporan kelaparan itu. Pihaknya akan memantau dan memeriksa kembali kelaparan di Papua dan kemudian mengambil tindakan.
Sebab ia mengaku belum menerima laporan terkait kelaparan di Yahukimo, hingga saat ini. "Saya akan cek apakah itu kelaparan betul atau tidak. Kalau memang terjadi kami akan bertindak, pasti kita akan kerahkan bantuan," kata Ketua Baznas RI Noor Achmad.