Fakta 131 Anak Alami Gagal Ginjal Akut, IDAI: Jangan Panik
Kabar tentang 131 anak mengalami gagal ginjal akut (AKI), banyak tersebar di media digital. Kasus itu dihitung oleh tim di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta, serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan muncul di 14 provinsi di Indonesia.
Gejala AKI
Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dokter Eka Laksmi Hidayati, SpA(K), menyebut ada sejumlah gejala seperti batuk dan pilek pada anak yang mengalami gagal ginjal.
Gejala itu, menurut Eka, bukan infeksi berat yang secara teori bisa menyebabkan gagal ginjal akut. Namun yang terjadi, anak-anal kemudian mengalami keluhan tak bisa kencing atau kencing dengan volume yang sangat sedikit dalam hitungan tiga hingga lima hari.
"Dia hanya beberapa hari timbul diare atau muntah, kemudian demam, kemudian dalam tiga sampai lima hari mendadak tidak ada urinenya. Jadi anak-anak ini hampir semuanya datang dengan keluhan tidak buang air kecil, atau buang air kecilnya sangat sedikit," katanya dikutip dari detik.com.
Pemeriksaan Medis
Namun setelah diteliti lebih jauh, tim medis menemukan sejumlah gangguan lain pada organ vital, tidak hanya ginjal.
Hasil uji klinis dari laboratorium ditemukan adanya peradangan pada hati, sistem darah, serta ditemukan penggumpalan darah yang berlebihan. Anak-anak juga mengalami penurunan kesadaran selama dirawat di rumah sakit.
"Memang sepertinya ini bukan hanya melibatkan organ ginjal, meskipun manifestasi awalnya semuanya itu di ginjal, tapi yang kita dapatkan sebetulnya ada keterlibatan organ lain,“ kata Eka dikutip dari BBC, Jumat 14 Oktober 2022.
Perawatan dan Kondisi Pasien
Dokter kemudian memberikan perawatan berupa cairan dan obat agar mampu memproduksi urine kembali. Namun pada pasien yang tak mempan diberi obat serupa, dokter akan memberikan terapi cuci darah, juga plasma exchange atau transfusi tukar.
Sepanjang Januari hingga Juli, semua pasien anak gagal ginjal akut disebutkan pulih sempurna. Namun ada sekitar 30 persen pasien yang meninggal.
Pada medio itu ada sembilan kasus gagal ginjal akut pada anak. Jumlahnya melonjak tajam memasuki Agustus, sebanyak 35 kasus dalam satu bulan, kemudian bertambah jadi 71 kasus per September, dan bertambah 9 kasus per Selasa, 11 Oktober 2022.
Imbauan Tak Panik
Meski tim medis belum mengetahui penyebab pasti dari gagal ginjal akut pada anak itu. Namun tim medis sedang meneliti kandungan bahan kimia dalam sejumlah obat batu yang sudah dilarang beredar di Gambia.
Beberapa obat tersebut dilarang edar oleh WHO sebab mengandung dietilen glikol dan etilen glikol, di mana pada takaran berlebihan bisa membahayakan manusia.
IDAI menyebut belum menemukan merek obat batuk yang dilarang edar tersebut, di Indonesia, namun mereka sedang mencari obat yang memiliki kandungan serupa.
Selanjutnya Eka meminta agar orang tua tak panik dengan kondisi tersebut. Ia hanya meminta agar orang tua waspada, terutama jika anak mengalami gejala gangguan urine.
Dalam kondisi normal, anak dengan berat 10 kilogram akan mengeluarkan 1 cc air seni per jam. Jika berat anak 10 kilogram, maka per jamnya dia akan memproduksi 10 cc air seni atau 240 cc (seukuran gelas air minum kemasan) dalam sehari.
Advertisement