Fahri: Garbi Tanda Kiamat bagi PKS
Konflik internal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terus bergulir. Setelah drama panjang pemecatan elit, kini muncul Gerakan Arah Baru Indonesia atau Garbi yang dikomandani eks Presiden PKS Anis Matta.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah mengatakan Garbi menjadi tanda akhir bagi PKS. Sebagai partai politik, PKS tidak bersikap demokratis sehingga kelahiran Garbi menjawab kerinduan kader akan budaya demokratis.
"PKS ini kan bukan milik satu orang. Ini kan partai milik semua. Enggak bisa pake tangan besi seolah-olah nasib orang bisa ditentukan," kata Fahri Kamis 18 Oktober 2018.
Para kader PKS terutama yang masih muda dan berpikir luas, dan selama ini tak terwadahi, kata Fahri, saat ini bisa bergabung di dalam Garbi.
Ketidak demokratisan di dalam PKS, menurut dia, bisa dilihat dari banyaknya yang mengundurkan diri sebagai calon legislatif, ada pula daerah-daerah yang menyatakan diri mundur secara total.
"Saya kira ini yang saya sebut sebagai tanda akhir. Karena sudah ada peristiwa yang begitu besar," kata dia.
Meski begitu sejauh ini Garbi hanya berbentuk organisasi masyarakat, bukan partai politik. Fahri mengaku tidak tahu apakah Garbi akan berubah menjadi partai politik. Ia melihat hal tersebut akan tergantung pada negosiasi antara kedua pihak. Untuk meredam, kata Fahri, PKS harus terbuka dan berani berdialog dengan kadernya sendiri.
Sekadar diketahui sebelumnya politikus PKS, Mahfudz Siddiq, membenarkan bahwa ide pendirian Garbi bermula dari gagasan arah baru Indonesia yang diciptakan Anis Matta. (man)
Advertisement