Fahd bin Turki, Sang Panglima yang Terjebak Keserakahan
“Penangkapan Fahd bin Turki datang setelah bin Salman menjelaskan beberapa gerak-geriknya sebagai awal kudeta terhadapnya melalui kekuatan yang tunduk padanya.
"Ini tidak akan menjadi yang terakhir, dan penangkapan terhadap keluarga kerajaan dan militer diperkirakan akan terus terjadi.”
Seorang Mujtahid mencatat hal itu, dalam tweet-nya. Pada Senin malam, 1 September 2020, Kantor Berita Saudi Press Agency (SPA), resmi mengumumkan pemecatan Pangeran Fahd bin Turki dan putranya Abdulaziz dari jabatan mereka.
Para pangeran dan sejumlah pejabat serta pegawai Kementerian Pertahanan, dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dirujuk ke penyelidikan atas tuduhan korupsi.
Sejauh ini, kasus korupsi menggerogoti di negara-negara maju, bukan hanya negara berkembang. Di Arab Saudi, misalnya, keserakahan dan nafsu serakah diwujudkan dengan merebaknya kasus korupsi.
Ata kasus Pangeran Fahd bin Turki memang cukup unik. Transaksi keuangan yang mencurigakan telah diselidiki oleh Kementerian, dan Komisi Pengawasan serta Anti-Korupsi, dan itu terkait dengan pangeran dan putranya yang dipecat itu.
Rujukan Bin Salman termasuk memantau transaksi keuangan yang mencurigakan di Kementerian Pertahanan dan meminta penyelidikan.
Letnan Jenderal Mutlaq bin Salem bin Mutlaq Al-Azima, Wakil Kepala Staf Umum, ditugaskan untuk melaksanakan tugas komandan pasukan gabungan koalisi Saudi-Emirat di Yaman.
Perintah kerajaan juga termasuk pembebasan empat pejabat lainnya di Kementerian Pertahanan dan dirujuk untuk penyelidikan, yang akan dilakukan Komisi Pengawasan dan Anti-Korupsi.
Raja Salman Tegas
Sejauh ini, Kerajaan Arab Saudi bertindak tegas terhadap kasus korupsi. tak keculai terhadap salah satu panglima perangnya. Pemecatan dilakukan langsung Raja Salman bin Salman bin Abdulaziz al-Saud.
Pemecatan dilakukan terhadap Pangeran Fahd bin Turki bin Abdulaziz. Fahd adalah pemegang tongkat komando perang di koalisi tempur Yaman.
Pemecatan Pangeran Fahd cukup membuat kondisi pemerintahan Arab Saudi bergolak. Sebab, Pangeran Fahd dipecat bersama empat perwira militer Arab Saudi lainnya.
Apalagi ternyata anak Pangeran Fahd, Pangeran Abdulaziz bin Fahd bin Turki juga dipecat dari jabatan sebagai wakil Gubernur al-Jouf.
Keputusan Raja Salman itu merujuk dari surat perintah yang dikeluarkan putra mahkota, Pangeran Mohammaed bin Salman kepada komite anti-korupsi tentang adanya transaksi keuangan yang mencurigakan di Kemenhan Arab Saudi.
Selama menjabat sebagai komandan koalisi tempur Yaman, sepakterjang Pangeran Fahd cukup dikenal dunia. Apalagi dengan serangan-serangan udara yang dillancarkan pasukan Arab ke Yaman.
Karena itulah, dia merupakan sosok yang disegani militer Arab Saudi. Dia merupakan seorang perwira militer berpangkat Letnan Jenderal. Kalau di Tentara Nasional Indonesia menyandang bintang tiga.
Dia dipercaya memimpin pasukan koalisi tempur di Yaman sejak tahun 2018. Koalisi pasukan ini merupakan yang teraktif di medan perang. Karena menjalankan misi operasi penumpasan milisi Houthi, pasca digulingkannya Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Sebelum menjabat komandan koalisi tempur Yaman, Pangeran Fahd pernah menjabat sebagai komandan Angkatan Darat Kerajaan Saudi pada 2017. Bahkan dia tercatat pernah memimpin pasukan khusus Saudi dan pasukan terjun payung.
Cucu kesayangan pendiri Kerajaan Arab ini pertama kali bergabung dengan militer Arab pada 1984, dia merupakan lulusan Sekolah Artileri Lapangan Angkatan Darat Amerika Serikat.
Kini, seperti dilansir SPA, jabatan panglima perang koalisi tempur Yaman sementara ini diserahkan kepada Letnan Jenderal Mutlaq bin Salim Al-Azaima.
Keserakahan dan praktik korupsi bukan khas menggerogoti Indonesia, melainkan juga negeri-negeri maju lainnya. Arab Saudi pun terjadi praktik yang menyimbolkan nafsur serakah di seluruh negeri. Tindakan tegas dibutuhkan agar korupsi dan praktik riswah bisa dikendalikan.
Advertisement