Faisal Basri: Jokowi harus Bongkar Menteri Bidang Ekonomi
Untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, yang melambat, bagi Presiden Jokowi tidak ada pilihan lain, harus menyiapkan menteri bidang ekonomi yang tangguh.
Diakui atau tidak pertumbuhan ekonomi nasional stagnan. Tidak memenuhi target yang dijanjikan pemerintahan Jokowi-JK.
Pengamat ekonomi Universitas Indonesia Faisal Basri, menilai Jokowi salah pilih menteri bidang ekonomi. Mempercayakan urusan ekonomi kepada orang yang bukan ahlinya.
Mengangkat menteri berdasarkan titipan dan kepentingan politis, bukan pada kemampuan.
"Lihat saja bagaimana nasib BUMN, babak belur dan cenderung menjadi sapi perah. Tempat balas jasa pendukung Jokowi dengan mengangkatnya sebagai komisaris di BUMN," kata Faisal saat dihubungi ngopibareng.id, Jumat 19 Oktober 2019.
"Presiden Jokowi dalam periode kedua nanti harus cermat dalam memilih Menteri BUMN, Menteri Perdangan dan Menteri Perindustrian," pesan Faisal.
Menteri tersebut dinilai tidak ada gaungnya dan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak mencapai sasaran.
"Kok tidak ada yang protes, karena yang protes menjadi bagian dari yang membuat masalah tersebut," tuturnya.
Menurut Faisal, Jokowi dalam periode terakhir ini harus membuat terobosan pertumbuhan ekomomi yang lebih baik. Jangan sampai meninggalkan masalah di kelak kemudian hari.
Kata Faisal, pengertian Pertumbuhan Ekonomi adalah meningkatnya pendapatan karena terjadi peningkatan produksi barang dan jasa. Peningkatan pendapatan tersebut tidak dikaitkan dengan tingkat pertumbuhan jumlah penduduk, dan dapat dilihat dari output yang meningkat, perkembangan teknologi, dan berbagai inovasi di bidang sosial.
Pertumbuhan Ekonomi juga dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan perekonomian negara dalam jangka waktu tertentu untuk menuju kondisi ekonomi yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi identik dengan kenaikan kapasitas produksi yang diwujudkan melalui kenaikan pendapatan nasional.
Faisal Basri menjelaskan, suatu negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi diindikasikan dengan kehidupan masyarakatnya yang lebih baik. Lalu apakah suatu negara yang mengalami gejala perkembangan ekonomi berpengaruh terhadap perkembangan suatu bisnis?
"Tentu saja iya, karena perubahan dari perekonomian masyarakat akan mempengaruhi permintaan persediaan barang dan jasa suatu bisnis," tuturnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada tahun ini diperkirakan mampu mencapai 5,08%. Prediksi ini jauh dari target pemerintah 5,3% pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019.
Pertumbuhan ekonomi untuk dua kuartal akhir tahun ini akan ditentukan oleh nilai investasi yang masuk ke dalam negeri. Selain itu juga kinerja ekspor yang memang masih cukup berat di tahun ini, kata Menkeu.