Fachruddin, Akan Menjadi Wisudawan Termuda ITS di Usia 19 Tahun
Di usia 19 tahun harusnya seseorang baru memasuki usia dunia perkuliahan. Tapi berbeda dengan Fachruddin Ari Setiawan yang justru sudah lulus kuliah di usianya yang genap 19 tahun 8 bulan. Fachruddin akan diwisuda dan menjadi mahasiswa muda dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Sabtu, 14 September 2019 mendatang.
Menjadi salah satu calon sarjana dari sebuah perguruan tinggi kenamaan tentunya menjadi hal yang membanggakan. Apalagi bisa merampungkan pendidikan dalam usia yang masih terbilang cukup belia untuk ukuran seorang sarjana.
Kisah Fachruddin hingga menjadi mahasiswa termuda lulusan ITS ini, bermula ketika ia memasuki Sekolah Dasar (SD) di usia yang cukup dini, yakni 4 tahun. Kala itu, batasan umur bagi siswa SD memang tidak terlalu ketat, terlebih bagi Ari yang tinggal di desa bersama neneknya. Tanpa melalui pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) terlebih dahulu, Ari bersekolah di bawah penjagaan neneknya yang juga mengajar di sana.
“Kalau mau masuk TK dulu, nggak ada yang menjaga, dan saat itu saya juga sudah dianggap mumpuni untuk bisa langsung masuk SD,” terang pria asal Kediri ini.
Sambung Fachruddin, setelah melanjutkan pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjalan dengan kurun waktu normal seperti pada umumnya. Hingga Ari memasuki SMA Negeri 1 Kediri pada 2013 dan menjalani kelas akselerasi selama dua tahun sehingga lulus pada usia 15 tahun.
Menurut Fachrudin, hasil yang ia capai saat ini tidak lepas dari dukungan orang tua yang menjadi salah satu dorongan baginya untuk terus semangat melanjutkan pendidikan, meski usianya sangat muda.
“Memang begitu ajaran orangtua saya, kalau orang tuanya S-2, anaknya harus bisa S-3. Itu yang menyemangati saya,” tandas pemuda yang juga hobi bermain karawitan ini.
Suasana di perkuliahan pun, ungkap Fachruddin, tidak terlalu berbeda dengan yang dialami teman-temannya yang lain. Diskriminasi tidak ia alami sedikit pun meski termasuk mahasiswa paling muda di departemennya. Sesekali memang teman-temannya tidak percaya dengan usianya yang masih 15 tahun saat itu, namun menjadi terbiasa seiring waktu berjalan.
Ia menceritakan, dulu waktu awal-awal berkuliah teman-teman satu angkatanya sering tidak percaya kalau ia masih berusia 15 tahun. Sehingga ia harus membuktikan dengan surat-surat yang menyatakan dirinya masih berusia 15 tahun.
Masa pendidikannya selama di ITS dihabiskan dalam kurun waktu normal, yakni empat tahun. Selama itu, beberapa kegiatan di sejumlah tempat sempat ia lakoni, seperti di UKTK dan juga Laboratorium Sistem dan Sibernetika Departemen Teknik Elektro.
Usai menyelesaikan pendidikan sarjananya dengan meraih IPK 3,57, Fachruddin pun langsung melanjutkannya ke jenjang Master (S-2) di ITS dengan beasiswa Fresh Graduate. Hal ini sejalan dengan harapannya di masa depan untuk bisa menjadi seorang dosen dengan segala ilmu yang ia miliki.
“Saya bukan tipe orang yang ingin bekerja di pabrik-pabrik. Saya ingin memperdalam pendidikan saya dan menjadi seorang pengajar,” sambung pemuda kelahiran tahun 1999 ini.
Sebagai seorang mahasiswa ITS, Fachruddin, mengingatkan juniornya agar selalu merasa bangga dan tidak boleh minder. Terutama bagi para mahasiswa muda, ia juga berpesan agar mereka tetap merasa bangga menjadi sosok istimewa, sebab tak semua orang bisa meraihnya.