Facebook Kena Masalah Lagi, Memo Yang Halalkan Segala Cara Bocor
Lagi-lagi, Facebook digoncang persoalan. Belum lagi soal kebocoran data untuk kepentingan kampanye presiden Donald J Trump redam, terungkap memo internal yang mengerikan: FB menghalalkan segala cara untuk mengembangkan perusahaannya.
Internal memo itu ditulis top eksekutif laman media sosial terbesar di dunia: Andrew ''Boz'' Bosworth.
Buzzfeed.com kali pertama yang membongkarnya. Diungkapkan, dalam memo itu Boz membenarkan segala hal untuk kepentingan pertumbuhan perusahaan. Sekalipun laman yang dipimpinnya dimanfaatkan teroris untuk membunuh.
Ngeri...!. Jelas. Tak heran, berita yang mengungkap ungkapan Boz itu langsung menjadi viral. Juga dikutip sejumlah media di man-mana.
''Kami menghubungkan orang. Bertahap. Itu sebabnya semua pekerjaan yang kami lakukan dalam pertumbuhan perusahaan dibenarkan,'' tulisnya.
''Yang penting, semua pekerjaan yang kami lakukan untuk menjadikan semakin banyak orang berkomunikasi. Pekerjaan yang harus kami lakukan di Tiongkok suatu hari nanti. Semua itu.''
Facebook memang tidak bisa bebas beroperasi di China. Juga di negara-negara yang masih tertutup secara politik.
Memo berjudul ''The Ugly'' itu diungkap Buzzfeed.com, Kamis (29/3/2018) atau Jum'at dinihari WIB. Disebutkan, memo itu ditulis Boz tahun 2016. Ia ingin membela apa pun yang dilakukan FB dalam menyedot data pengguna sebanyak-banyaknya.
Dalam Memo itu, Boz serasa tak peduli jika FB dimanfaatkan penggunanya untuk sesuatu yang negatif dan memberi akibat yang tidak baik.
''Mungkin itu merugikan seseorang dengan mengekspos seseorang kepada pengganggu. Mungkin seseorang meninggal dalam serangan teroris yang terkoordinasi dengan peralatan kami,” tulisnya.
Lantas apa kata Boz dengan memo dia yang bocor itu? Ia mengakui telah menulis memo tersebut. Namun, ia tidak setuju dengan apa yang ditulisnya sendiri tersebut. ''Tidak setuju dengan itu. Bahkan, ketika saya menulisnya,'' katanya.
Ketika ditanya kenapa ia menulis sesuatu yang ia sendiri tidak setuju? Ia bilang internal memo itu hany dimaksudkan untuk memprovokasi timnya. ''Ini adalah salah satu hal yang paling tidak populer yang pernah saya tulis secara internal dan perdebatan berikutnya membantu membentuk alat kami menjadi lebih baik,'' tambahnya.
Ditegaskan, tujuan memo itu adalah untuk membawa persoalan ke permukaan agar menjadi bahan banyak diskusi.
“Memiliki perdebatan seputar topik-topik sulit seperti ini adalah bagian penting dari proses kami, dan untuk melakukannya secara efektif kami harus mampu mempertimbangkan bahkan ide-ide buruk.”
Dokumen ini menunjukkan kesadaran para eksekutif Facebook tentang kekuatannya. Bahkan, kemungkinan penyalahgunaan data pengguna.
Apalagi, sebelum ini, The New York Times melaporkan bahwa perusahaan data Cambridge Analytica menyalahgunakan data 50 juta orang. Akibat ini, ,co-founder Facebook Mark Zuckerberg dipanggil Kongres untuk bersaksi.
Dalam rilisnya, Zuckerberg mengecam memo itu. Ia bilang, pernyataan dalam memo internal tersebut merupakan sesuatu yang sangat tidak ia setujui.
"Boz adalah pemimpin berbakat yang mengatakan banyak hal yang provokatif," katanya. “Ini adalah salah satu yang kebanyakan orang di Facebook, termasuk saya sangat tidak setuju. Kami tidak pernah percaya tujuan membenarkan segala cara,” tambahnya. (azh)