Facebook dan Twitter Kompak Lawan Misinformasi
Facebook dan Twitter membuat sejumlah upaya untuk mengikis misinformasi selama Pemilihan Presiden di Amerika Serikat berlangsung. Facebook membuat pusat sumber informasi tentang kegiatan pemilihan, sedangan Twitter memperluas aturan tentang misinformasi saat memilih melalui surat di awal pemilihan.
Kebijakan Twitter nantinya meliputi aturan tentang "penekanan atas informasi akurat tentang berbagai cara untuk memilih, termasuk lewat surat dan pemilihan awal". "Kami fokus pada memberdayakan setiap orang untuk mendaftar dan memilih melalui kemitraan, alat, dan kebijakan baru," kata Jessica Herrera-Flanigan, Wakil Presiden Twitter untuk Kebijakan Publik di wilayah Amerika.
Twitter menambahkan jika mereka akan mengeluarkan aturan atas fitur baru, kebijakan, serta sumber informasi tentang pemilihan, bulan depan. Twitter berupaya memperluas "kebijakan integritas publik" untuk mengatasi masalah misskarakterisasi atas pemilihan lewat surat dan porsedur lainnya. Aturan ini sedang dalam tahap finalisasi.
Sedangkan Facebook, meluncurkan Pusat Informasi Pemilihan untuk membantu pemilih dengan informasi yang akurat dan memudahkan mereka menemukan infomasi tentang lokasi memilih di wilayah terdekat.
Dalam blognya, Facebook juga mengaku telah berbicara dengan pemerintah setempat tentang missinformasi seputar hasil pemilihan dan ancaman lain.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump berulangkali mengklaim jika memilih lewat surat, diduga akan menyebabkan munculnya penipuan skala besar. Metode pemilihan lewat surat dianggap akan banyak diminati pemilih di tengah pandemi Covid-19.
Meski, proses memilih lewat surat bukan hal yang baru di Amerika Serikat. Sedikitnya satu di setiap empat pemilih di tahun 2016, menggunakan surat untuk menyampaikan suaranya.
Namun banyak pakar menggatakan jika metode rutin dan kondisi terpusat di Amerika Serikat membuat pemilihan sedikit susah untuk diintervensi menggunakan surat. (Rtr)