Diprotes, Pemkab Malang akan Panggil EO Event Gowes Gadis Desa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) berencana memanggil pihak penyelenggara Event Gowes Gadis Desa.
Kepala Disparbud Kabupaten Malang, Made Arya Wedanthara menilai bahwa event tersebut tidak senonoh karena mengeksploitasi perempuan.
Jadi, dalam event itu, para peserta gowes bisa berswafoto dengan para gadis di tepian sungai setelah melalui jalur gowes gadis desa.
Mereka ditunggu oleh dua orang gadis yang memakai kemben (pakaian adat jawa yang menggunakan kain jarik).
Atas kejadian itu, Made mengungkapkan banyak mendapatkan protes dari para ibu-ibu, karena dalam poster tersebut dicantumkan logo branding pariwisata Kabupaten Malang.
"Jangan sampai terjadi eksploitasi. Ini kan sudah mengeksploitasi perempuan. Jelas ibu-ibu protes dong. Gowes gak ada itu pun sudah ramai sekarang kan," ujarnya, Senin 14 September 2020.
Atas pprotes ibu-ibu, Made berencana akan memanggil pihak EO untuk melakukan koordinasi.
"Kalau perlu akan kami ajak koordinasi, bahwa selanjutnya tidak perlu ada-ada embel-embel itu. Toh sekarang juga ramai," katanya.
Diberitakan sebelumnya, sebuah poster menampilkan lekuk tubuh seorang perempuan memakai kemben berwarna merah. Di poster tersebut terpampang penunjuk arah adanya jalur gowes gadis desa.
Poster itu viral di media sosial. Ihwalnya dalam video berdurasi 16 detik menampilkan pesepeda yang sudah menempuh jalur gowes gadis desa. Mereka akan disambut oleh dua gadis desa di tepian aliran sungai untuk diajak berswafoto.
Apalagi dalam poster itu di bagian pojok kanan atas poster tersebut terpampang logo pariwisata Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang.