Evaluasi Teknologi Jadi Alasan Bus Listrik Surabaya 'Dikandang'
General Manager (GM) Damri Kota Surabaya Yulianto mengatakan, evaluasi teknologi dan pembaharuan kontrak menjadi alasan bus listrik berhenti beroperasi. Diketahui, bus listrik launching di Surabaya sekitar dua minggu lalu. Mendadak, bus berhenti operasi di tahun baru, Minggu 1 Januari 2023.
Yulianto menjelaskan, evaluasi yang dilakukan antara lain, pola operasional dan teknologi kendaraan itu sendiri, termasuk daya baterainya.
"Kami siapkan supaya benar-benar siap. Kendaraan saat dievaluasi di ITS, karena bus listrik tersebut merupakan karya anak bangsa (ITS)," kata Yulianto ditemui di kantornya, Senin 9 Januari 2023.
Ia pun mengakui, kemampuan baterai yang ada saat ini kurang memadai untuk kebutuhan bus listrik beroperasi sehari-hari. Untuk pengisian baterai 100 persen hanya bisa digunakan 160 kilometer perjalanan.
Sedangkan, kebutuhan operasional per harinya untuk rute Purabaya-Kenjeran sekitar 240 kilometer ditambah jarak PP ke tempat pemberhentian bus menjadi 260 kilometer. Dengan kondisi ini, harus dilakukan dua kali pengisian daya untuk satu hari.
"Setelah adanya evaluasi ini, semakin membaik kemampuan daya tempuhnya nanti menjadi lebih panjang. Diharapkan bisa sampai di atas 170 kilometer dengan kondisi baterai 100 persen," paparnya.
Sementara untuk kontrak, pihaknya menyampaikan, sebetulnya pemberhentian operasional ini di luar rencana awal. Karena saat pengoperasian ditemukan hal-hal minor yang tidak sesuai otomatis kontrak harus diperbaiki.
"Kalau perencanaan awalnya tidak ada berhenti beroperasi, rencananya 1 Januari tetap jalan busnya. Tapi karena ada evaluasi jadi harus diperbaiki dulu," ujar Yulianto.
Saat ditanya mengenai progres perbaikan bus listrik saat ini, pihaknya mengatakan, teknisi sedang mengerjakan komponen baterai dan sistem teknologi sesuai hasil evaluasi. Yulianto pun mengusahakan, perpanjangan kontrak tak akan terlalu lama, karena hari ini pukul 13.00 WIB juga sedang dilakukan pembahasan di Jakarta oleh Kemenhub.
"Paling lambat mungkin akhir bulan ini, mudah-mudahan bisa segera beroperasi," imbuhnya.
Atas nama pihak operator, Yulianto juga meminta maaf atas ketidaknyaman masyarakat. Pasalnya antusias warga Surabaya untuk menikmati layanan bus listrik sudah cukup tinggi.
"Harapan kami dengan menyita waktu sementara saat ini, ke depannya lebih terjamin dan lancar untuk melayani masyarakat. Karena hasil evaluasi Dila Pangan ada beberapa hal minor yang tidak memberi kenyamanan," harap Yulianto.
Kerugian Pihak Operator
Berhentinya operasional bus listrik juga berdampak pada operator, lantaran SDM seperti sopir dan pihak administrasi tidak bekerja selama satu bulan ini.
"Kerugian lain, ada beban listrik yang harus kami bayar. Meskipun tidak digunakan, ada target minimal yang harus dibayarkan. Dari pihak kami kerugian juga tidak sedikit," beber Yulianto.