Evaluasi PTM, Dindik Jatim Klaim Pelanggaran Prokes Sedikit
Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di tingkat SMA/SMK/SLB/sederajat di wilayah Jatim telah berlangsung sepekan.
Dinas Pendidikan (Dispendik) Jatim sudah mengevaluasi sistem pembelajaran dan jalannya teknis pelaksanaan di lapangan.
Hasilnya, meski secara umum ketataan penerapan protokol kesehatan (prokes) pencegahan persebaran virus korona sudah dipenuhi, masih ada temuan kekurangan. "Yang kurang hanya sedikit," kata Sekretaris Dispendik Jatim Ramliyanto, Rabu, 8 September 2021.
Temuannya berupa pemakaian masker yang belum tepat (terutama oleh para siswa) hingga siswa masih antre ketika masuk ke kelas. Kondisi yang berpotensi menimbulkan kerumunan. "Dispendik sudah melakukan koordinasi dengan sekolah-sekolah mengenai hal tersebut," katanya.
Sementara itu, untuk sistem pembelajaran, Dispendik Jatim menerima sejumlah masukan dari siswa maupun wali murid. Paling banyak adalah soal jam pembelajaran yang dianggap terlampau singkat. Yakni, hanya empat jam pelajaran dalam durasi 120 menit.
Keluhan itu paling banyak dilayangkan siswa SMK, terutama yang sedang praktik. Waktu dua jam sangat singkat. Sebelum menggunakan alat, mereka lebih dulu mendapatkan teori.
Tapi, baru menjalankan alat dan praktik, waktu pelajaran sudah habis. Padahal, di masa praktik SMK, para siswa sudah dilatih memiliki budaya kerja. Yakni, setelah memakai semua peralatan praktik, mereka harus mengembalikannya secara rapi.
Dari berbagai masukan tersebut, muncul opsi bahwa jam tatap muka bisa ditambah. Yakni, 3–4 jam waktu normal. Untuk kepastiannya, Dispendik Jatim menunggu persetujuan pusat. "Evaluasi bersama antarprovinsi akan berlangsung dalam waktu dekat," katanya.
Sementara itu, untuk metode pembelajaran, Ramli menjabarkan, Jatim sudah menerapkan dua teknik. Yakni, menggunakan metode sinkronus, di mana, guru mengajar di kelas dengan sebagian siswa dan langsung diikuti siswa lain yang sedang mengikuti di rumah. Dengan sistem jaringan daring. ”Seperti live streaming,” katanya.
Metode kedua adalah learning management system. Guru memberikan materi kepada siswa yang sedang melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dilengkapi dengan tugas, waktu pengumpulan, hingga pembahasan. ”Yang nantinya bisa didiskusikan lewat Zoom Meetings," katanya.
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jatim Teguh Sumarno menilai positif penerapan PTM terbatas yang sudah berlangsung. PR besarnya adalah percepatan vaksinasi kepada siswa. Masih banyak siswa yang belum mendapatkannya. ”Kami meminta kekurangan vaksin ini mendapatkan perhatian khusus,” jelasnya.
Advertisement