Evaluasi Dana Otsus Papua dan Papua Barat Bukan Cari Kesalahan
Selain mendukung perpanjangan kucuran dana otonomi khusus (Otsus) untuk Papua dan Papua Barat yang akan berakhir pada 2021 mendatang, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo juga menekankan pentingnya evaluasi pemanfaatannya.
"Saya mendukung agar dana otonomi khusus (Otsus) untuk Papua dan Papua Barat yang akan berakhir pada tahun 2021 bisa diperpanjang atas keputusan politik Pemerintah Pusat dan DPR RI," kata Bamsoet di Wamena, Selasa 3 Maret 2020 seperti dikutip dari Antaranews.
Dana Otsus untuk Papua sendiri sudah berjalan selama 18 tahun. Sementara dana Otsus untuk Papua Barat sudah berlangsung 13 tahun. Jika ditotal sejak pertama kali digulirkan pada tahun 2002, dana Otsus Papua dan Papua Barat hingga kini sudah mencapai sekitar Rp126,99 triliun.
Bamsoet menjelaskan, pemanfaatan dana Otsus harus dengan mengedepankan efektifitas untuk peningkatan kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan masyarakat Papua dan Papua Barat.
"Pemanfaatannya harus lebih dimaksimal lagi," ujar politisi Partai Golkar ini.
Bamsoet menjelaskan, setiap tahun, total dana Otsus Papua dan Papua Barat selalu ditingkatkan, dari sekitar Rp6,83 triliun pada 2014 menjadi Rp8,37 triliun pada 2020 dengan pembagian Rp5,86 triliun untuk Papua dan Rp2,51 triliun untuk Papua Barat.
Maka itu, menurutnya sangat penting untuk dievaluasi. Hal ini harus dilakukan untuk menemukan kemanfaatan sehingga dana otsus bisa efektif digunakan untuk kemakmuran masyarakat, bukan untuk mencari kesalahan.
Bukan hanya itu, Bamsoet menekankan betapa pentingnya kedamaian di tanah Papua. “Tidak boleh terganggu, apalagi dikalahkan oleh tindakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang selama ini sering melancarkan aksi meresahkan,” katanya.
"Selain pendekatan hukum terhadap para pelaku kriminal, yang tidak kalah penting untuk segera dilakukan adalah pendekatan kebangsaan melalui peningkatan intensitas dialog," ujar Bamsoet.
Menurut dia, dengan melibatkan berbagai pihak dari mulai pemerintah pusat, daerah, tokoh agama dan adat, serta tokoh masyarakat, akan terbangun jembatan untuk saling membangun kesepahaman.
Advertisement