Evakuasi Korban Tanah Longsor Nganjuk Diperpanjang
Nganjuk: Pencarian korban tanah longsor di Desa Kepel Kecamatan Ngetos, Kab. Nganjuk diperpanjang selama tiga hari, yaitu hingga hari Rabu tanggal 19 April 2017. Perpanjangan tersebut berdasarkan hasil rapat evaluasi operasi tanggap darurat bencana, yang diikuti perwakilan keluarga korban, tim SAR, dan Incident Comander (IC).
Demikian disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol Setdaprov Jatim Benny Sampirwanto, MSi, di Kantor Gubernur Jatim Jl. Pahlawan No. 110, Surabaya, Senin (17/4) pagi.
Benny mengatakan, mengutip informasi dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Prov. Jatim, Sudarmawan perpanjangan pencarian korban itu dilakukan dengan pertimbangan adanya alat berat (excavator) yang baru difungsikan Minggu sore. Selain itu para relawan juga masih semangat untuk melakukan pencarian korban. “Standart SOP pencarian korban bencana hanya tujuh hari, namun bisa diperpanjang atas kesepakatan semua pihak,” ujarnya.
Sementara itu, pada hari Minggu (16/4), operasi SAR (Search And Rescue) bencana longsor telah dimulai sejak pukul 07.00 dan diikuti oleh Tim SAR gabungan yang berjumlah 475 personil.
Operasi SAR dipimpin langsung oleh Dandim 0810 dibagi dalam 7 SRU (SAR Unit). Pembagian tugas tujuh SRU tersebut yakni SRU 1-5 mendampingi alat berat (excavator) dalam proses pencarian korban, SRU 6 membuka aliran air di ujung material, dan SRU 7 berfungsi sebagai safety officer memastikan evakuasi berjalan lancar.
Ia menambahkan, excavator yang diturunkan berjumlah 4 unit dan sudah bisa sampai ke lokasi operasi. Dengan adanya excavator itu proses pencarian korban diperkirakan lebih cepat, jika dibandingkan sebelumnya yang hanya menggunakan alat manual. “Namun untuk kegiatan pencarian korban pada hari Minggu tersebut, belum ditemukan korban,” imbuhnya.
Terkait peralatan yang digunakan dalam operasi SAR, lanjut Benny, terdiri dari alkon sejumlah 3 unit, dan chain shaw berjumlah 4 unit. Selain itu jumlah tangki air bersih yang diturunkan sebanyak 6 unit truck tangki. Air bersih tersebut digunakan untuk mensuplai air bersih di daerah krisis air Desa Kepel Kec. Ngetos dengan jumlah KK terdampak 450 KK.
Untuk mengantisipasi terjadinya longsor lanjutan, BPBD Prov. Jatim mengharapkan aliran sungai yang tertutup dibuatkan sudetan agar air sungai bisa berjalan lancar. Jika tidak segera dilakukan maka dikuatirkan saat terjadi hujan lebat, sumbatan tanah yang menutup sungai menyebabkan banjir material yang membahayakan warga.
“BPPD Prov. Jatim telah berkoordinasi dengan Forpimda Kab. Nganjuk untuk pendirian posko lapang di dekat lokasi kejadian. Disamping itu juga dibentuk Struktur Komando Tanggap Darurat dan Pos Komando di kantor BPPD Kab. Nganjuk,” pungkasnya. (frd)