Doa dan Etika Berbuka Puasa Yang Sering Salah Diamalkan
Berbuka puasa sesuatu yang paling dinanti umat Islam yang sedang berpuasa. Apalagi setiap kebaikan yang dilakukan saat Ramadhan, termasuk berbuka puasa, juga mendatangkan pahala.
Lantas bagaimana cara berbuka puasa dan doa yang benar?
1. Berdoa Sebelum atau Sesudah Berbuka?
Dalam riwayatnya, sahabat Muadz bin Zuhrah mengatakan bahwa Rasulullah ketika berbuka puasa berdoa "Allahumma Lakashumtu, waala rizkika afthartu"
Doa ini menggunakan hadist:
كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ : اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
"Rasulullah ketika Berbuka, beliau berdoa: ‘Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka." (HR. Abu Daud)
Sementara dalam hadits yang diriwayatkan Sahabat Abdullah bin Umar, Rasulullah membaca doa buka puasa: "Dzahaba dhamau wabtalatil uruqu wa tsabatal ajru insya-Allah"
Doa ini menggunakan patokan hadist:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم، إِذَا أَفْطَرَ قَالَ : ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
"Rasulullah ketika berbuka puasa, Beliau berdoa: ‘Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insyaallah." (HR. Abu Daud)
Umumnya dua doa ini lantas digabungkan menjadi satu. Benarkah penggabungan ini?
Dalam kitab Fath al-Muin dijelaskan bahwa berdoa buka puasa yang baik adalah didahului membaca doa dalam hadits riwayat Muadz bin Zuhrah di atas sebelum berbuka.
Sedangkan setelah berbuka membaca doa seperti yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar yang dibarengi dengan minum air putih. Jadi yang benar, dua doa tersebut tidak digabungkan melainkan dibaca sebelum dan sesudah berbuka puasa.
Jika doa tersebut digabungkan, maka yang paling benar adalah doa dibaca setelah berbuka puasa. Hal ini seperti dijelaskan dalam kitab Hasyiyah Ianah at Thalibin:
(وقوله: عقب الفطر) أي عقب ما يحصل به الفطر، لا قبله، ولا عنده
"Maksud dari (membaca doa berbuka puasa puasa) adalah selesainya berbuka puasa, bukan (dibaca) sebelumnya dan bukan saat berbuka."
Jadi jika ingin mendapatkan keutamaan berbuka, yang paling dianjurkan adalah berdoalah setelah berbuka, bukan sebelum berbuka.
2. Menyegerakan Berbuka Puasa
Kita kadang menjalankan Salat Magrib terlebih dahulu sebelum berbuka puasa. Padahal Rasulullah SAW mengungkapkan bahwa menyegerakan berbuka puasa setelah adzan magrib sangat dianjurkan.
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ “ لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ”
Dari Sahl bin Sa’ad ra yang berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Kaum muslimin akan selalu dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka puasa." (HR. Mutafaqun 'alaih)
3. Mengkonsumsi Kurma
Sering kita membatalkan puasa dengan memakan apa adanya. Kadang juga membatalkan puasa dengan merokok. Lantas bagaimana berbuka puasa yang benar?
Rasulullah SAW selalu berbuka puasa dengan memakan kurma basah atau ruthab, jika tidak ada maka beliau menyantab kurma kering atau tamr. Beberapa riwayat menuturkan, kurma yang dikonsumsi Rasulullah dalam jumlah ganjil, 3, 5, dan 7. Namun jika keduanya tidak ada, Rasulullah baru berbuka dengan seteguk air.
ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮ ﻝُ ﺍﻟﻠِّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪً ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳُﻔْﻄِﺮُ ﻋَﻠَﻰ ﺭُﻃَﺒَﺎﺕٍ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﻳُﺼَﻠِّﻲَ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﺭُﻃَﺒَﺎ ﺕٌ ﻓَﻌَﻠَﻰ ﺗَﻤَﺮَﺍﺕٍ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢ ﺗَﻜُﻦْ ﺣَﺴَﺎ ﺣَﺴَﻮﺍﺕٍ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﺀٍ
"Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air."