Estimasi Antrean Haji Jatim Bisa 70 Tahun
Ketika sebanyak 87 jemaah haji Kota Probolinggo sudah sampai di tanah air pertengahan Agustus 2022 lalu, masih ada antrean panjang calon jemaah haji (CJH). Sebab, daftar tunggu CJH di Jawa Timur diestimasikan bisa sampai sekitar 70 tahun.
"Namun daftar tunggu 70 tahun untuk CJH Jawa Timur termasuk Kota Probolinggo itu bisa berubah jika kondisi kembali normal," ujar Kasi Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Probolinggo, Muhammad Haris Hikmawan, Sabtu, 27 Agustus 2022.
Dikatakan daftar tunggu tersebut merupakan estimasi karena beberapa faktor. Di antaranya, jemaah haji yang tahun ini berangkat, merupakan jamaah haji yang semestinya berangkat tahun 2020. Artinya ada penundaan selama dua tahun.
Selain itu, kata Haris, adanya pembatasan kuota 50% dari kuota normal, serta jemaah di atas 65 tahun tidak boleh berangkat.
Sebelum pandemi Covid-19 melanda, biasanya, jemaah haji asal Kota Probolinggo mencapai 200 orang lebih. Namun karena ada pembatasan hanya 87 jemaah haji saja yang bisa berangkat seperti pada 2022 ini.
Sehingga sisa kuota jemaah haji yang tidak berangkat di seluruh kota kembali ke kuota nasional. "Hal ini tentu saja menambah panjang daftar tunggu," ujarnya.
Untuk haji musim haji tahun depan (2023), Haris mengaku, belum mengetahui apakah tetap ada pembatasan atau tidak.
Jika pemerintah Arab Saudi sudah menyatakan bebas pandemi, maka kuota jamaah asal Indonesia bisa kembali normal. Hal ini dapat memangkas daftar tunggu yang sebelumnya mencapai 70 tahun.
Selain itu, bagi jemaah haji yang gagal berangkat pada tahun ini karena usianya di atas 65 tahun, ada kemungkinan pada tahun depan bisa berangkat haji. Tentunya, hal tersebut diatur dalam Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) untuk keberangkatan tahun depan.
Memang ada komunikasi antara Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Indonesia pada haji 2022 ini terkait tambahan kuota 10 ribu jemaah. Namun karena masih ada pembatasan dan kesiapan jemaah, maka kuota tambahan itu dapat digunakan pada tahun depan.
"Sehingga dapat mengakomodir jemaah yang tahun ini gagal berangkat," ujarnya.
Dengan lamanya daftar tunggu 70 tahun, pihak Kemenag Kota Probolinggo telah melakukan sosialisasi kepada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU).
"Sosialisasi agar para calon jemaah haji tetap siap berangkat haji. Mereka tidak terpengaruh biro perjalanan umrah, sehingga membatalkan ibadah hajinya, kecuali punya rezeki lebih," kata Haris.