Espargaro Tidak Perlu Ride Height Device
Tidak semua teknologi itu baik. Termasuk yang diterapkan di motor MotoGP. Yakni ride height device. Perangkat yang bisa mengatur tinggi rendah motor secara otomatis.
Alat yang ditemukan oleh Ducati ini digunakan di semua motor peserta MotoGP. Alat pengatur tinggi-rendah posisi duduk pembalap ini sangat berguna saat melakukan start serta saat melibas tikungan.
Tetapi Aleix Espargaro (Aprilia Racing) yang jadi kandidat juara dunia MotoGP 2022 ini kurang suka perangkat ini.
“Sistem otomatis kami sangatlah bagus. Tetapi masalahnya, sistem itu lebih pandai daripada saya. Sesaat setelah tekanan pada suspensi depan dilepaskan, alat ini akan langsung bekerja. Buat saya ini terlalu cepat. Jadi saya menggunakan sistem manual,” keluhnya.
Menurutnya, di beberapa tikungan, sistem ini aktif lebih cepat, saat motor di sisi terdalam tikungan, untuk menghindari wheelie (ban depan terangkat).
“Namun saat balapan lebih baik berhati-hati. Lebih aman menunggu hingga motor di posisi yang tepat baru digeber lagi. Jika tidak, tenaga Anda akan terkuras untuk mendapatkan posisi motor ideal. Jadi, saya hanya akan memakainya (ride height device) jika diperlukan,” kata pembalap yang berada di peringkat 2 dan tertinggal 21 poin dari Quartararo ini.
Pembalap berusia 32 tahun itu mengakui komponen ini membuat akselerasi Aprilia RS-GP jadi lebih baik. “Tetapi tanpa alat ini, semua pembalap relatif akan setara. Aksi overtaking juga makin banyak karena kami akan banyak melakukan wheelie atau kesalahan saat berakselerasi. Anda bisa fokus lebih pada hal lain. Intinya, saya tidak memerlukannya,” ucap Aleix Espargaro.
Front ride height device rencananya akan dilarang setelah MotoGP 2022 berakhir. Sejauh ini hanya Ducati yang memakai alat tersebut, karena mereka juga yang menciptakannya. Sementara rear ride height device masih boleh dipakai sampai akhir 2026.