Erupsi Semeru Menghancurkan 2 Ribu Hektare Lahan di Lumajang
Erupsi Gunung Semeru pada Sabtu, 4 Desember 2021, menghancurkan lahan seluas 2.417,2 hektare di wilayah Kabupaten Lumajang, menurut data citra satelit yang dirilis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Ribuan Hektare Rusak
Kepala Pusat Riset Aplikasi Penginderaan Jauh BRIN, Rokhis Khomarudin merinci, luas kerusakan lahan meliputi hutan 909,8 hektare, lahan terbuka 764,5 hektare, hutan sekunder 243,1 hektare, lahan pertanian 161,5 hektare, ladang/tegalan 161,2 hektare.
Termasuk pula lahan perkebunan 77,9 hektare, pemukiman 67,8 hektare, semak/belukar 20,9 hektare, dan tubuh air 10,4 hektare.
Ia juga menambahkan, ada sekitar 43 bangunan yang langsung terdampak awan panas dan guguran Gunung Semeru.
Bukaan Lava Baru
Selain itu, erupsi Semeru juga menciptakan bukaan baru bagi jalan lahar lava akibat aktivitas berupa awan panas guguran. Sedikitnya tercatat jalan baru sepanjang 710 meter dengan lebar 110 meter, berdasarkan citra satelit USGS (United States Geological Survey).
"Terjadi perubahan di puncak Gunung Semeru, new lava flow atau aliran lava baru," katanya, dikutip dari suara.com, Jumat 10 Desember 2021.
Kemudian, merujuk data sejumlah citra satelit yang digunakan sebagai pembanding dengan situasi sekarang, daerah yang terdampak awan panas dan guguran dari gunung tertinggi di Pulau Jawa itu tampak sangat jelas.
Merujuk data perubahan morfologi dari kawah Gunung Semeru tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat di sekitar wilayah Gunung Semeru agar lebih meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi adanya potensi dampak bencana susulan.
Selain itu, seluruh tim yang bertugas di lapangan untuk proses pencarian, evakuasi, pembersihan dan kegiatan lain dalam upaya tanggap darurat agar selalu waspada dan terus memantau informasi dari pos pengamatan Gunung Semeru atau Badan Geologi.