Erupsi Semeru, Islam Tekankan Kesalehan Sosial dan Berdoa
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan mengajak segenap anak bangsa memperkuat solidaritas dan soliditas untuk menggalang bantuan.
“Segenap anak bangsa harus terus memperkuat solidaritas dan soliditas untuk menggalang bantuan bagi saudara kita yang terdampak korban gempa di Gunung Semeru,”ujarnya dalam keterangan Senin 6 Desember 2021.
Amirsyah menuturkan, dilansir MUIDigital, musibah yang terjadi harus disikapi dengan sabar dan penuh hikmah karena setiap musibah ada hikmahnya.
“Karena setiap musibah ada hikmahnya di antaranya para ilmuwan harus mampu menangkap pesan Allah dalam setiap peristiwa,” tambahnya.
Sekjen MUI juga mengingatkan umat dalam QS Asy-Syaura ayat 30:
وَمَاۤ اَصَابَكُمۡ مِّنۡ مُّصِيۡبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتۡ اَيۡدِيۡكُمۡ وَيَعۡفُوۡا عَنۡ كَثِيۡرٍؕ
Artinya: “Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).”
Ia pun mengingatkan Umat untuk terus berikhtiar, berdoa, dan bertawakal kepada Allah agar musibah ini segera berakhir.
Seperti diketahui, Gunung Semeru berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami Erupsi, Sabtu sore 4 Desember 2021. Luapan abu vulkanik ini terjadi sekitar pukul 15.20 WIB.
Sementara itu, dari data Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui siaran pers memberi penjelasan pada publik. Hingga pukul 09.20 WIB, kepala BNPB, Letnan Jenderal Suharyono melaporkan, sebanyak 13 warga meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru. Sejauh ini baru dua korban yang berhasil diidentifikasi.
Selain itu, sebanyak 41 orang yang mengalami luka-luka, khususnya luka bakar, telah mendapatkan penanganan awal di Puskesmas Penanggal. Untuk warga yang mengalami luka bakar parah di rujuk ke RS Haryoto, Lumajang.
Sementara itu, warga luka lainya ditangani pada beberapa fasilitas kesehatan, yaitu 40 orang dirawat di Puskesmas Pasiran, 7 orang di Puskesmas Candipuro, serta 10 orang lain di Puskesmas Penanggal yang terdapat dua orang ibu hamil.
Tim BPBD Kabupaten Lumajang dan tim gabungan hingga saat ini terus melakukan proses pencarian dan evakuasi warga yang terdampak.
BPBD Kabupaten Lumajang juga melaporkan terdapat 902 warga yang mengungsi di beberapa titik kecamatan. Sebanyak 305 orang mengungsi di beberapa fasilitas pendidikan dan balai desa di Kecamatan Pronojiwo.
Sebanyak 409 orang di lima titik balai desa di kecamatan Candipuro, dan 188 orang mengungsi di empat titik yang terdiri dari rumah ibadah dan balai desa di Kecamatan Pasiran.
Sebaran awan panas guguran Gunung Semeru ini juga menyebabkan beberapa rumah warga tertutup material vulkanik serta jembatan Gladak Perak di Curah Kobokan yang menjadi akses penghubung Lumajang dan Malang terputus.
Berdasarkan pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mititasi Bencana Geologi (PVMBG), saat ini Gunung Semeru masih dalam status level II atau ‘waspada’.
Advertisement