Erros Djarot: Bangsa Ini Butuh Negarawan Bukan Politisi
Budayawan dan juga politikus Erros Djarot mengatakan bahwa perkembangan politik saat ini sudah pada tingkat yang sangat memprihatinkan. Bangsa ini sudah diarahkan untuk pecah.
"Kelihatannya memperhadapkan rakyat menjadi kelompok nomor satu dan kelompok nomor dua. Jadi, ada rakyatnya Jokowi, ada juga rakyatnya Prabowo. Nah, pertanyaannya apakah hal ini akan selesai paska pilpres?" kata Erros saat berkunjung ke kantor redaksi ngopibareng, Rabu, 27 Februari 2019.
Perpecahan bukan lagi pada elit politik saja, tetapi pada individual masyarakat Indonesia sudah memilah blok satu dengan blok lainnya. "Jangankan antar teman, sesama anggota keluarga sendiri sekarang pecah hanya gara-gara beda pilihan. Dulu juga begitu tetapi ketika sudah selesai, ya kembali lagi. Tapi sekarang beda," katanya.
Apakah perpecahan ini sengaja didesign untuk tujuan politik yakni memenangkan salah satu pasangan capres? Erros mengatakan justru kedua pasangan capres menjadi korban oleh adanya penyebaran berita-berita hoax yang pada muaranya akan menciptakan perpecahan.
"Pertanyaannya apakah Pak Jokowi menikmati perpecahan itu? apakah Pak Prabowo mendapat untung dari itu? apakah partai-partai seperti PDIP, Golkar, PKB, atau partai lainnya menikmati keuntungan dari perpecahan ini?" katanya.
Lalu siapa yang diuntungkan dengan perpecahan ini? Kata Erros, yang diuntungkan adalah pihak luar yang mengiintervensi negara ini pecah.
"Ada pihak lain di balik skenario itu perpecahan bangsa ini. Siapa mereka? Mereka adalah pihak-pihak luar yang ingin Papua merdeka, Aceh pisah, Ambon pisah. Kemudian Bali juga sama," katanya.
Karena itu, lanjut Erros, harus ada yang tampil berani menjadi sosok negarawan sejati sebagai faktor kohesif (perekat) bangsa.
"Saat ini banyak politisinya tapi tidak banyak negarawannya. Bangsa ini dibutuhkan negarawan bukan politisi yang kemampuannya tidak bisa dipertanggungjawabkan," katanya. (wit)
Advertisement