Errol Jonathan, Perintis Citizen Journalism di Indonesia
Errol Jonathan, Dirut Radio Suarabaya yang meninggal siang ini di RS Husada Utama, boleh dibilang sebagai bapak citizen journalism. Sejak mendirikan Suara Surabaya bersama pengusaha Soetojo Soekomihardjo pada tahun 1983, Errol praktis menjadi orang radio. Ketika media bahkan ilmu komunikasi belum mengenal istilah citizen journalism, Errol sudah mempraktekkannya.
Bermula ketika merintis Suara Surabaya. Di tahun 1983 terjadi gerhana bulan. Saat itu Errol yang menjadi penyiar di Suara Surabaya merangsang para pendengar untuk mengabarkan suasana gerhana dari rumah masing-masing. Sejak saat itulah, Suara Surabaya menjadi radio yang mempraktikkan citizen journalism dan berlangsung hingga saat ini.
Ucapan duka atas meninggalnya Errol Jonathan terus disampaikan masyarakat, baik melalui grup-grup WhatsApp, medsos, apalagi di siaran Radio Suara Surabaya. Banyak komentar berupa kesan-kesan mengenai almarhum yang meninggal dalam usia 60 tahun lebih sebulan.
Ali Salim, wartawan senior di Surabaya menyatakan, nama Errol Jonathan tak bisa lepas dari sukses SS (Suara Surabayta) menjadi radio yang paling digemari warga kota Surabaya. Setiap pengendara mobil akrab pada frekwensi 100 SS untuk mengetahui informasi lalulintas kota Surabaya, bahkan Jawa Timur.
“Dengan memanfaatkan perkembangan telpon seluler, SS berhasil menggaet simpati pengendara untuk melaporkan setiap kejadian penting di jalan. Kemacetan, kecelakaan, kriminalitas, sampai hal-hal yang sangat menyentuh seperti anak hilang atau anjing yang dibuang tuannya. Bahkan instansi-instansi penting seperti Kepolisian dan Dinas Pemadam Kebakaran mewajibkan stafnya untuk mengikuti perkembangan SS agar mengetahui dengan cepat informasi penting yang membutuhkan penanganan segera,” kata Ali Salim.
Almarhun Errol Jonathan adalah pengemudi sesungguhnya SS, tambahnya. “Mungkin saja bahwa besarnya SS saat ini ada faktor luck, tapi tanpa manajemen yang profesional dan rapi, tentunya tak akan sesukses sekarang. Saya tidak ikuti peran Errol di SS secara detil, tapi sebagai pimpinan, pengaruhnya tentu sangat besar. Radio SS kini menjadi radio dengan jam tayang iklan termahal di Jawa Timur. Menjadi jujukan siapa saja, Gubernur, Kapolda, Walikota dan Bupati untuk selalu memanfaatkan SS guna menyampaikan pesan-pesan ke masyarakat. Selamat Jalan Bung Errol. Senyum dan keramahanmu adalah bagian yang paling sempurna dalam sosokmu. Paripurna sudah tugasmu sebagai bagian dari wartawan Surabaya,” kata Ali Salim.
Alumni AWS Stikosa
Sementara itu, Ketua IKA Stikosa AWS, M. Zurqoni mengucapkan duka yang mendalam atas meninggalnya alumni Akademi Wartawan Surabaya (AWS) tersebut. "Pak Errol pada masa mudanya pernah menempuh pendidikan di AWS yang sekarang menjadi Stikosa AWS. Beliau angakatan 1976," kata Zurqoni.
Baginya, sosok Errol Jonathan tak hanya sebatas seorang senior di kampus dan dunia jurnalistik. "Banyak ilmu yang telah beliau ajarkan pada kami, adik-adiknya. Pengalaman puluhan tahun di dunia siaran radio juga mengajarkan pada kami tentang integritas dan pengabdian yang luar biasa," katanya.