Eri Diingatkam SCWI agar Tak Gunakan APBD untuk Pilwali Surabaya
Jelang kontestasi Pilwali Kota Surabaya 2020, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi menjadi sorotan. Koordinator Surabaya Coruption Watch Indonesia (SCWI) Hari Cipto Wiyono menduga Eri Cahyadi sudah menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk kepentingan pribadinya demi membranding diri.
Anggaran yang diduga diselewengkan Eri Cahyadi, lanjut Hari Cipto Wiyono, mencapai puluhan miliar. Dana tersebut diduga digunakan untuk lomba Surabaya Smart City.
Program ini awalnya bernama lomba Green and Clean yang dihandle oleh Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya. Namun, dua tahun terakhir tiba-tiba Pemkot Surabaya "membelokkan" menjadi program dari Bappeko.
"Kami melihat begitu, dan itu tidak boleh," kata Hari Cipto Wiyono, pada Senin 17 Agustus 2020.
Menurut Hari Cipto Wiyono, jika Eri Cahyadi ingin terjun ke Pilwali akan lebih elegan jika bicara secara terang-terangan dan mengundurkan diri. Bukan secara terselubung menggunakan jabatannya sebagai Kepala Bappeko.
"Ini kan sangat terlihat kalau terselubung. Ia menggunakan APBD," tudingnya.
Hari Cipto Wiyono pun mengingatkan jika merujuk pada undang-undang Aparatur Sipil Negara (ASN) harus netral dan tidak mendekati politik. Jika memang ingin terjun ke politik, harus mengundurkan diri.
"Jangan istilahnya berada di area abu-abu," tegasnya.
Hari Cipto Wiyono meyakini adanya kemungkinan penyelewengan dana dalam program Smart City. Untuk itu, dia meminta agar pihak terkait seperti kejaksaan atau kepolisian turun melakukan pemeriksaan.
"Harus dipertanyakan anggaran itu. Hanya pencitraan nama saja. Jangan tujuan politis disalah gunakan buat kendaraan," imbuh dia.