Eri Cahyadi Sebut HIV Surabaya Tinggi Karena Pasien Luar Kota
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi menyebut bahwa tingginya angka kasus HIV di Kota Pahlawan didominasi pasien rujukan. Meski demikian, Pemkot tetap berupaya menekan penyebarannya.
Eri mengatakan, banyak pasien HIV dari luar kota yang agar menjalani perawatan di Surabaya. Namun, Pemkot tidak bisa membatasi pasien ber-KTP Surabaya dan non KTP Surabaya.
“Sama seperti HIV ini, kita memang sudah memisahkan antara wong (orang) Surabaya dan non Surabaya, tetapi kita tidak bisa membatasi, ini kan negara Indonesia,” kata Eri, Sabtu, 3 Desember 2022.
Dengan demikian, kata Eri, jumlah penderita HIV di Surabaya cukup tinggi, yakni mencapai 663 kasus. Sebab, para pasien yang melakukan pengobatan tersebut akhirnya tinggal di Kota Pahlawan.
“Ada yang masuk ke Surabaya (untuk) berobat karena Surabaya adalah rujukan tempat orang berobat, secara otomatis orang akan jadi banyak. Tinggalnya di sini, berobatnya di sini,” jelasnya.
Menurut Eri, hal tersebut lantaran Surabaya memiliki fasilitas kesehatan yang memadai untuk pengobatan HIV. Oleh karena itu, banyak pasien yang akhirnya dirujuk ke rumah sakit di Surabaya.
“Tapi nggak boleh kita nolak, kota besar pasti akan terus didatangi. Dan memang pengobatan di Surabaya dan terutama di RSUD Soetomo ini bagus, sehingga banyak orang yang berobat di Surabaya,” ujar dia.
Diketahui, Pemkot telah menyediakan perawatan gratis bagi warga Surabaya yang diidentifikasi terpapar HIV. Hal tersebut bisa didapatkan di puskesmas terdekat maupun rumah sakit.
“Sudah ada semua, semua Puskesmas dan rumah sakit ada (pelayanan pengobatan HIV). Tapi kok nambah terus? Bertambahnya dari (pasien) luar Kota Surabaya,” ucapnya.
Lebih lanjut, Eri mengungkapkan, Dinas Pendidikan (Dispendik) telah mengadakan berbagai kegiatan untuk mencegah HIV. Acara tersebut dengan menggandeng para remaja kampung. “Dengan kegiatan positif itu kita akan terhindarkan dari perbuatan perbuatan yang dilarang agama, seperti tawuran, mabuk, LGBT, dan lainnya,” tutupnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mengungkapkan, sepanjang tahun 2022, kasus HIV/AIDS di Kota Pahlawan mencapai 663 orang. Sebanyak 53,85 persen berasal dari kelompok dengan perilaku heteroseksual, kemudian 44,04 persen dari kelompok berperilaku homoseksual, serta perilaku berbagi jarum suntik tidak steril pada pengguna narkoba suntik (penasun) sebanyak 2,11 persen.
Kasus HIV masih didominasi oleh kaum pria sebanyak 80,09 persen. Sementara untuk temuan kasus terbanyak ada di kecamatan Wonokromo, Sawahan, Tegalsari, Tambaksari, Krembangan.
Pada rentang usia, penderita HIV/AIDS di Kota Surabaya paling banyak antara usia 25-49 tahun.
Advertisement