Episode Pertama: Sendiri dan Kesepian
INTRODUCTION
Di Mistilteinn kota Plantation, anak-anak hidup tanpa pernah mengetahui seperti apa dunia luar mereka bagaikan burung yang hidup didalam sangkar. Setiap hari, mereka berjuang untuk menjalankan misi. Dengan mengendarai robot yang disebut Franxx untuk menghadapi para raksasa yang disebut Kyouryuu( Klaxosaur ). Bagi mereka, mengendarai Franxx merupakan bukti dari keberadaan mereka.
Seorang anak laki-laki bernama Hiro atau yang dipanggil Code:016 pernah dikenal sebagai anak ajaib. Namun, kini dia memutuskan untuk keluar dari plantation akibat ketidak cocokan antara partnernya. Hiro yang tidak dapat mengendarai Franxx merasa menjadi seorang yang tidak diperlukan keberadaannya. Suatu hari, seorang gadis misterius yang dikenal sebagai Zero Two muncul di hadapannya dan mengubah pemikiran negatif nya tersebut.
FIRST LOOK & OPINION
Darling in the FRANXX ini digarap oleh studio Trigger yang berkolaborasi dengan A-1. Studio Trigger banyak dikenal dengan garapan animenya yang terkenal dengan anime edgy nya ( kill la kill, kiznaiver ) yang dibantu oleh studio all-rounder A-1 yang telah banyak menggarap berbagai macam genre anime. Grafis dari Darling in the FRANXX ini bisa saya bilang keren dengan penggunaan warna yang tidak terlalu powerful tapi cendrung flat. Gaya grafis ini mirip-mirip dengan Yozakura Quartet dari segi pewarnaannya, tapi dibedakan dengan desain karakternya yang terlihat mirip dengan desain karakter dari anime Anohana. Bedanya Anohana bergenre drama dan slice of life yang cendrung sering memakai grafis yang colorful.
Kemiripan desain karakternya dengan Anohana bisa dilihat dari karakter utama masing masing seri. Karakter utama Hiro yang bila dibandingkan mirip dengan karakter utama Anohana, Jintan ( Yadomi Jinta ). Juga beberapa Karakter lain seperti Ichigo dan Gorou memiliki beberapa kemiripan desain dengan karakter di anime Anohana. Tapi untuk Zero Two sendiri terlihat badass untuk karakter wanita dan tentunya wajah badass seperti ini tidak ada yang cocok diperbandingkan dengan para karakter Anohana, mengingat Anohana sendiri berbeda genre dengan Darling in the FRANXX.
Cerita pada episode pertama ini tidak seperti kebanyakan episode pertama pada umumnya yang menceritakan asal muasal cerita dan pendalaman pribadi tokoh utama. Tapi, ditampilkan dengan ungkapan yang berpotensi menjadi sebuah puisi. Sebuah ungkapan akan kisah hidup burung yang menyedihkan, kehidupan burung yang tidak bisa terbang bebas dari dedauan tanpa ditemani pasangannya. Ungkapan tadi juga menceritakan pemikiran negatif dari Hiro di episode pertama ini yang tidak percaya pada potensi dirinya dan menganggap dirinya hampa tanpa partner yang sesuai untuk dapat mengendalikan FRANXX.
Hingga secara tak sadar Hiro yang sedang berjalan-jalan malah bertemu dengan Zero Two yang berenang disungai, yang dirinya kira orang tersebut tengah tenggelam. Kata kata dari Zero Two tadi secara tidak langsung membuat Hiro berpikir dirinya tidaklah sendiri dan ada orang lain memiliki perasaan yang sama seperti dirinya dan mengajak Hiro untuk menjadi partnernya tetapi terpisahkan oleh para kru yang tengah menjemput Zero Two yang tiba-tiba meninggalkan grup.
Kehampaan perasaan yang dimiliki Hiro yang akan meninggalkan Mistiltteiin buyar seketika seekor Kyoryuu yang memiliki bentuk mirip dengan Tyrannosaurus ini hendak menyerang Mistiltteinn. Lalu secara tidak sengaja Hiro bertemu lagi dengan Zero Two. Kemudian Hiro menawarkan diri untuk menjalin kontrak partner dengan Zero Two. Kemudian adegan ekslipit pun terjadi dan Zero Two lantas menyebut Hiro sebagai Darling-nya. Mereka berdua akhirnya dapat membentuk FRANXX yang sebelumnya belum menjadi bentuk sejatinya dan berhasil meghalangkan Kyouryuu tersebut.
Bentuk sejati dari FRANXX sendiri adalah gadis besi. Cukup unique dan aneh, aneh yang saya maksudkan adalah mekanisme dari mecha ini terlihat seperti makhluk hidup ketimbang mekanisme dari sebuah robot. Bagaimana tidak, saat hati mereka berdua telah menyatu ekspressi dari Zero Two sang pilot dapat diperlihatkan oleh sang robot dan bukan hanya ekspressi bahkan suara dan pergerakan bibir Zero Two pun ditirukan tanpa diberi efek suara berat sekalipun.
Desain dari Stelleiza, FRANXX Hiro dan Zero two ini terlihat mirip sekali dengan dengan mecha cybodies Tauburn pada anime Star Driver. Yang membedakan Strelizia dari Tauburn adalah torso part yang mirip seperti torso part tubuh wanita dengan rok yang berfungsi sebagai booster, sedangkan Tauburn terlihat manly tanpa rok dan ekor.
Untuk Kyouryuu ini saya mendeskripsikan ini adalah sebuah makhluk hidup semi mekanik dengan beberapa parts tubuh yang menyala bewarna biru bercahaya neon. Saya menyebutnya semi mekanik karena makhluk hidup mekanik seperti transformer tidak memiliki darah, sedangkan Kyouryuu ini memiliki darah beawarna biru. Saya beramsumsi darah ini yang membuat tubuh Kyouryuu ini bisa bewarna biru dan menyala he he he.
Penganimasian adegan action pada anime ini bisa saya bilang memuaskan tanpa banyak terlihat skip dan pengulangan adegan yang sama. Cukup smooth , mengapa cukup ? karena beberapa effect membuat beberapa adegan action sedikit tidak terduga dan membuat saya mengiranya skip. Hal itu terjadi saat adegan dari FRANXX yang dikendalikan Hiro dan Zero Two akan melemparkan tombak, saya berpikir darimana asal tombak tersebut. Ternyata tombak tersebut adalah ekor dari FRANXX itu sendiri. Karena, sebelumnya FRANXX mereka hanya melempar Kyouryuu.
Diakhir penonton diperdengarkan ending berjudul “ torikago ” yang dinyanyikan oleh XX:me diikuti dengan adegan setelah Hiro dan Zero Two berhasil mengalahkan Kyouryuu tadi. Kemudian seorang instruktur mengatakan bahwa Zero Two merupakan pinsil dengan darah Kyouryuu dalam dirinya.
Bagi yang ingin menonton anime ini diharapkan sudah 17+ keatas. Karena ada beberapa adegan ekslipit dan kiss scene di episode pertama ini.
GRADE: 3.5/5
(fah)
Advertisement