Energi Panas Bumi Terlalu Mahal untuk Dijangkau Masyarakat
Jakarta: Penggunaan energi panas bumi sebagai salah satu sumber energi terbaru di Indonesia dan dinilai masih sangat mahal. Sehingga perlu dilakukan sejumlah kebijakan agar dapat terjangkau oleh masyarakat di Tanah Air.
"Komisi XI ingin mencarikan solusi dengan menteri terkait agar panas bumi ini bisa masuk dalam skema penjualan yang terjangkau oleh masyarakat," kata Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir dalam rilis yang diterima di Jakarta, Senin (27/03).
Akibat pengembangan teknologi yang masih mahal, menurut dia, harga listrik dari pembangkit listrik panas bumi juga relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan penggunaan listrik dari energi fosil.
menurutnya, salah satu cara untuk mendapatkan angka ideal dari harga panas bumi dapat dilakukan dengan cara melakukan subsidi silang dari bahan bakar fosil sehingga bisa masuk dalam hitungan skala ekonomi dan komersial. Dia juga menyoroti dampak penerimaan negara bukan pajak dari pemanfaatan energi terbarukan yang kurang memberikan optimalisasi terhadap penerimaan negara.
Sementara itu, anggota Komisi XI DPR Willgo Zainar mengusulkan pusat riset panas bumi untuk mengukur risiko pembiayaan serta dalam rangka mitigasi risiko.
"Potensi perkembangan sumber energi panas bumi akan terus meningkat. Saya kira potensi khususnya geothermal sangat besar dan ini merupakan proyek investasi jangka panjang," kata Wullgo Zainar.
Ia mengusulkan, dukungan program penyertaan modal negara khususnya dalam bidang pengembangan geothermal atau panas bumi di berbagai daerah.
Sebelumnya, PT Rekayasa Industri sebagai perusahaan EPC (engineering, procurement, construction) nasional yang berkecimpung di bidang pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi sejak 1993, mendukung pemanfaatan energi baru terbarukan yang saat ini didorong oleh pemerintah.
Dengan melihat potensi pengembangan yang besar tersebut, perusahaan berkomitmen untuk turut mengembangkan kemampuannya, baik dari segi sumber daya manusia, teknologi maupun sistem di bidang panas bumi. Saat ini perusahaan menjadikan panas bumi sebagai salah satu bisnis utama perusahaan. (has)