Enam Pesan agar Hati Ikhlas Lakukan Ibadah dan Kebajikan
Seseorang melaksanakan ibadah sejumlah maksud, seperti mencari ridha Alla Subhanahu wa ta'ala. Tapi, seiring dengan itu, ada yang menginginkan orang lain tahu. Sehingga, timbul rasa bangga karena orang lain tidak melaksanakannya.
Dalam suatu pengajian, seorang penceramah menukil sabda Baginda Rasulullah Saw.:
"Orang-orang takkan percaya surga dan neraka itu ada. Satu-satunya cara untuk membuktikan adanya itu adalah pintu kematian. Jadi, matilah dahulu jika ragu-ragu surga dan neraka itu ada. "
Terhenyak dan kaget. Muncullah ingatan semasa ngaji bersama kiai dahulu. Teringat akan pesan-pesan yang pernah disampaikan oleh para kiai itu:
Pertama:
"Berbuatlah baik kepada siapa pun. Jangan pernah pilih-pilih untuk menebarkan kebaikan. Seagama maupun berbeda agama. Sesama manusia maupun kepada makhluk lainnya. Kita tidak pernah tahu, perbuatan baik yang manakah yang akan membawa kita ke surga-Nya Allah. "
Kedua:
"Jangan pernah berhenti berbuat baik selama kita masih diberi kesempatan hidup oleh Allah di dunia ini. Tidak pernah ada ruginya berbuat baik. Jika surga dan neraka itu memang ada, kita bisa tenang di alam sana karena kita konsisten berbuat baik selama di dunia. Jika surga dan neraka itu tidak ada, kita telah mewariskan kebaikan kepada orang-orang yang masih hidup. "
Ketiga:
"Jangan pernah yakin ibadah kita pasti diterima Allah. Rasulullah Saw yang " ma'sum " alias dijamin kesuciannya saja beristighfar minimal 70 kali sehari. Minta ampun kepada Allah meskipun sudah dijamin masuk surga. "
Keempat:
"Jangan pernah bangga dengan segala ibadah yang pernah kita lakukan. Ada sedikit kesombongan meskipun cuma sebesar zarah bisa menghalangi kita masuk surga. Teruslah beribadah seakan-akan tiada satu pun ibadah itu diterima. "
Kelima:
"Jangan bangga dipanggil kiai, ustadz, haji, hajah, habib, gus dan panggilan-panggilan yang dipandang mulia oleh manusia. Sedikit ada kebanggaan yang akhirnya memunculkan kesombongan, sifat itu bisa menghapus segala kebaikan. "
Keenam:
"Rendah hatilah sebagaimana Rasulullah Saw. Dicaci, dihina, disakiti hingga malaikat geram dan hendak menghukum pelakunya, justru Rasulullah memaafkan orang-orang yang menghinanya. Tirulah segalanya dari Baginda Nabi Saw karena tiada teladan sebaik beliau. Sungguh segala makhluk di bumi dan langit memujinya. "
"Semoga Allah Swt. menakdirkan kita dan seluruh keluarga kita menjadi orang orang yang selalu: Berakhlak baik, beribadah baik, berbuat baik dan bernasib baik. Amin!" Demikian pesan Ustadz Keman Almaarif.
Sementara itu, Allah Ta’ala memuji umat Nabi Muhammad Saw. melalui firman-Nya :
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (Surat Ali 'Imran, Ayat : 110 )
Semoga kita dan seluruh keluarga kita menjadi umat yang terbaik, berakhlak baik, ber-amar makruf nahi munkar dengan cara yang baik. Amin....!!!