Enam Hal Menarik dari Sosok Djoko Setiadi, Kepala BSSN
Presiden Joko Widodo hari ini melantik mantan Kepala Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg), Djoko Setiadi menjadi Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Sosok Djoko sebenarnya bukan sosok yang asing dengan urusan sandi negara.
Djoko mulai kuliah sampai dengan berkarier tak lepas dengan urusan sandi negara. Meski pernah bertugas di militer, namun yang diurusi tak jauh dari sandi negara. Hingga akhirnya Djoko ditarik kembali dari militer untuk mengabdi di Lemsaneg.
Berikut enam hal yang berkaitan dengan sosok Djoko:
1. Dari keluarga tak mampu dan pernah jual kue basah
Djoko Setiadi dilahirkan di Surakarta, dalam sebuah keluarga yang sederhana bersama delapan orang saudara. Setelah lulus SMP, dia sebenarnya mulai miliki keinginan ke Jakarta, karena ingin melanjutkan sekolah. Niat itu terbentur dengan keterbatasan orang tua. Akhirnya, Bapak Djoko Setiadi melanjutkan SMA di Jakarta dan tinggal bersama keluarga kakak kandungnya, sambil berjualan kue basah.
2. Daftar AKSARA karena kuliahnya gratis
Lulus SMA, keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi pun terbentur kembali dengan masalah biaya. Hingga pada tahun tahun 1977, tanpa sengaja Djoko mendapat informasi tentang Akademi Sandi Negara (AKSARA) di surat kabar.
Dari ratusan pendaftar, Djoko Setiadi berhasil menjadi salah satu dari delapan orang yang terpilih masuk. Saat memutuskan mendaftar AKSARA, dia cuma berpikir bagaimana agar bisa berkuliah secara gratis dan semua pembiayaan ditanggung negara.
Djoko sebenarnya tak punya bayangan perkuliahan yang akan dijalani seperti apa. Tapi Djoko tetap memutuskan untuk melanjutkan kuliah di AKSARA. Dia siap menghadapi resiko apa pun dalam menjalani kuliah di AKSARA dan siap mengabdi untuk negara.
3. Masuk TNI karena kagum dengan Kepala Lemsaneg
Bapak Djoko Setiadi lulus dari AKSARA tahun 1980 dan semakin mengagumi sosok dr. Reobiono Kertopati yang saat itu menjadi Kepala Lembaga Sandi Negara. Djoko menganggap Reobiono sebagai sosok pemimpin yang baik. Sosok dr. Reobiono Kertopati yang miliki latar belakang TNI, menginspirasi Djoko Setiadi untuk meniti karir melalui TNI setelah lulus dari AKSARA.
Djoko lalu mengikuti pendidikan TNI dan lulus pada tahun 1981. Meniti karir dari Letnan Dua, beliau ditugaskan ke Kalimantan Barat selama kurang lebih delapan tahun. Saat di Kalimantan Barat, beliau bertemu dan menikah dengan Kyatti Imani dan dikaruniai dua putri kembar.
4. Tugas ke Turki karena yang lain tak mau
Sampai dengan pangkat Kapten, Djoko Setiadi memperoleh kesempatan untuk mengikuti penugasan di Kementerian Luar Negeri. Dia berhasil lulus dan ditempatkan di Pusat Komunikasi Kementerian Luar Negeri pada 1990.
Tak lama kemudian, muncul penawaran untuk ditempatkan di Turki. Saat itu sedang terjadi Perang Teluk di Irak. Tugas ini dianggap cukup berat, membuat pegawai lain enggan mengambil tugas ini. Djoko Setiadi yang menyatakan siap bertugas di sana. Setelah ditempatkan di sana selama dua minggu, Perang Teluk berangsur mencair. Djoko diizinkan membawa serta keluarga.
Kurang lebih 4,5 tahun bertugas di Turki dan dikaruniai seorang putri, Djoko Setiadi dan keluarga kembali ke tanah air. Dia lalu ditugaskan di Pusat Intelijen TNI AD yang dilanjutkan di Kodam I/Bukit Barisan di Medan.
5. Ditugaskan di Paspampres
Dia kemudian melaksanakan tugas di Paspampres. Dalam perjalanan karirnya, dia berkesempatan bersekolah di Sekolah Komando Angkatan Darat selama 11 bulan dan ditempatkan di Paspampres selama empat tahun.
6. Kembali ke Lembaga Sandi Negara
Berdasarkan perintah dari Kepala Lembaga Sandi Negara saat itu Djoko pindah tugas ke Lembaga Sandi Negara dan kembali mengabdikan diri di lembaga tersebut. Diawali di Direktorat Pengamanan Sinyal, Djoko menjadi Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan di Ciseeng. Tak lama berselang, Deputi Pengaman Persandian (Deputi II) mencapai masa pensiun dan digantikan oleh Djoko Setiadi.
Tahun 2008, Nachrowi Ramli (Kepala Lemsaneg saat itu) pensiun dan digantikan oleh Wiryono Budiharso. Setelah itu, melalui Keputusan Presiden (Keppres), Bapak Djoko Setiadi diangkat untuk memimpin Lemsaneg.
Mayjen TNI Djoko Setiadi dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) di Istana Negara Jakarta pada Rabu, 3 Januari 2018. Presiden mengambil sumpah dan melantik mantan Kepala Lembaga Sandi Negara ini menjadi Kepala BSSN. (amr)
Advertisement