Enam Cyclingrapher Kondang Indonesia
Keberadaan fotografer sangat penting untuk mengabadikan momen. Tak hanya ulang tahun, pernikahan, atau liburan. Momen gowes pun perlu jadi kenangan.
Tidak mudah memotret cyclist bersepeda. Harus memadukan bukaan diafragma, speed, aperture, dan lainnya. Belum lagi harus mencari angle terbaik. Semua ini dilakukan sambil bergerak. Bisa dari atas mobil atau motor. Bahkan saat gowes lalu motret temannya.
Enam fotografer kondang di kalangan cyclist yang bisa disebut cyclingrapher ini bisa membuat momen gowes anda jadi memorable!
Dewo Pratomo
Hobi utamanya adalah fotografi. Pria yang suka humor ini sudah melanglang buana memotret mobil balap F1, motor balap MotoGP dan pernik-perniknya di belasan sirkuit seluruh dunia. Saat ini lagi jatuh cinta dengan cyclingraphy.
Dewo yang hobi gowes dengan Brompton ini mengandalkan kamera Canon 1dx mark i dan mark ii dipadu lensa 24-70 dan 70-200. Spesialisasinya adalah foto candid dengan fokus pada ekspresi. Juga foto cycling scenery.
Tak jarang Dewo memberi kejutan. Semalam sebelumnya, Dewo hanya menanyakan ke teman cyclist “Anda gowes mana besok?” tanpa memberitahu akan difoto oleh bos Otak-Otak event organizer.
Tiba-tiba siang harinya, foto-foto cyclist sudah ter-upload di laman Facebook atau Instagram Dewo. Tentu dengan berbagai ekspresi candid dipadu pemandangan spektakuler ala DePe, panggilan akrabnya. Tujuannya adalah untuk menjadi penyemangat teman-teman gowes.
Jadi di setiap rute gowes, siapkan diri dan ekspresi sebaik mungkin. Siapa tahu wajah meringis karena tanjakan horor muncul di sosial media pria yang mengaku mencari pahala dengan memotret ini.
Paling berkesan, Dewo pernah boncengan dengan motor tapi hadap belakang selama enam hari berturut-turut. “Saat EO saya bikin even gowes Jakarta–Surabaya selama enam hari saya harus memotret mereka,” tuturnya.
Spesialisasi: candid ekspresi dan pemandangan
Kamera: Canon 1 dx mark I dan mark ii
Instagram: @dewopratomo
Facebook: dewopratomo
Kota: Surabaya
Darius Hariyanto
Darius memang sudah hobi gowes sejak lama. Sempat vakum karena ganti hobi naik gunung. Tapi cinta lama bersemi kembali, 2017 dunia sepeda memanggil hatinya.
Apalagi setelah bergabung dengan komunitas sepeda terbesar se-Malang, Ratjoen Cycling Community ini. Membuat Polygon Strattos S2 dan Sony A7ii atau Sony A6400 selalu berdampingan menemani Darius berpetualang gowes.
Teman-teman Ratjoen CC juga sangat gembira. Ada yang memfoto saat mereka gowes mingguan. Juga menjadi dokumentasi komunitas Ratjoen CC Malang. Buat Darius, melalui bidikan kameranya, dia bisa mendapatkan ribuan teman.
Pria yang mempunyai spesialisasi foto saat gowes dan candid ekspresi ini memiliki banyak cerita unik. Mulai cerita sedih yaitu kamera rusak saat sedang tugas hingga cerita seru numpang charge baterai kamera di rumah penduduk.
Pernah juga, saat di Bali, Darius sudah berada di posisi yang pas dan tinggal menunggu momen cyclist lewat lalu jepret. Eh, didatangi oleh petani lokal. Mereka sangat baik, mengajak kenalan lalu ngobrol. Sebagai perkenalan diberi satu kantongan besar salak Bali.
Alhasil, saat jalan pulang Darius harus bawa kamera, backpack juga kantongan besar isi salak. “Mau dibuang kok sayang, tapi dibawa juga repot,” tuturnya lantas tertawa.
Spesialisasi: foto gowes dan candid ekspresi
Kamera: Sony A7ii atau Sony A6400
Instagram: @dariushariyanto
Facebook: Darius Hariyanto
Youtube: dD23project
Kota: Malang
Josua Alessandro
Buat Joe, panggilan akrabnya gowes itu bisa membawa dirinya ke tempat-tempat eksotis. Untuk diabadikan melalui bidikan kamera Fuji Film XT-1 dan GoPro 7 Black.
Poin utama cyclingraphy yang diincar oleh Joe adalah pemandangan dan teman-teman gowesnya. Jadi sering, karya Joe tidak fokus pada wajah atau ekspresi cyclist. Kompensasinya, paduan antara cyclist dan pemandangan akan spektakuler dalam setiap jepretannya.
Pengguna Canyon Grail AL 7.0 SL ini pernah melakukan turing cyclingraphy ke Yordania dan memotret pemandangan di negeri itu. Pernah juga Joe gowes di Taiwan mengikuti RCC Summit di Wuling. Tentu memotret dengan spektakuler di sana.
Tak salah, beberapa karya fotografi Joe digunakan di buku majalah dan instagram Air Asia, Garuda Indonesia dan National Geographic Traveller Indonesia.
Spesialisasi: foto cyclist dengan pemandangan
Kamera: Fuji Film XT-1 dan GoPro 7 Black
Instagram: @kazevelo
Kota: Jakarta
Wito Nugroho
Paling suka foto ekspresi cyclist ketika gowes kecepatan tinggi. Maklum tinggal di Jakarta membuat Wito mayoritas gowes dalkot (dalam kota). Jadi pasti cyclist akan geber kecepatan tinggi terus.
Pengguna sepeda roadplus, 3T Exploro ini sanggup mengimbangi peloton. Bahkan mendahuluinya untuk membidikkan kamera Fuji Film XT2 nya ke wajah cyclist lain. “Saya suka fitur dan warnanya Fuji ini. Bisa menangkap ekspresi candid dan natural dengan baik,” alasan ayah seorang anak ini.
Banyak yang dibidik Wito dari dalam peloton. Selain ekspresi, Wito juga sering memotret grup peloton itu. Lalu juga memotret bagian-bagian dari sepeda yang menurutnya keren. Semuanya dijepret pada saat peloton lagi jalan dengan kecepatan lebih dari 40 km/jam!
Beruntung, sepeda yang digunakan Wito adalah sepeda gravel. Sehingga membuat dirinya bisa eksplorasi cyclingraphy. “Biasanya pemandangan saat gravelan itu selalu spektakuler,” tukas penyuka foto saat hujan ini.
Spesialisasi: foto panning peloton dan pemandangan
Kamera: Fuji Film XT2
Instagram: @wito.nugroho
Kota: Jakarta
Parikesit Adiguno
Bekerjalah sesuai hobi. Itu motto dari Adiguno, sapaan akrabnya. Tak salah jika pria lajang ini berprofesi sebagai fotografer wedding dan acara. Karena itu hobinya.
Selain itu, hobi gowes juga membuatnya jadi cyclingrapher. Sejak 2013 Adiguno sudah gowes dengan sepeda Fixie. Lantas tahun 2019 mengganti sepedanya dengan road bike Specialized.
Saat gowes, kadang Nikon D750 dicangklong di badannya dan siap memotret cyclist lain. Adiguno mengaku tidak memiliki spesisalisasi. “Basic saya fotografer, jadi mau motret apapun saya bisa,” bangganya.
Motret produk sepeda di outdoor atau indoor atau studio juga bisa. Motret peloton latihan maupun balapan, atau foto lifestyle semuanya dijabani oleh cyclist yang memfavoritkan foto pemandangan di Cangar, Batu ini.
Spesialisasi: foto produk, lifestyle, race atau peloton, pemandangan
Kamera: Nikon D750
Instagram: @adiguno20
Kota: Surabaya
Heru Subekti
Hobi gowes dan fotografi sudah lama digeluti Heru. Kadang saat gowes bareng komunitas Jogja Folding Bike, Heru iseng menjepret teman-temannya. Tak disangka banyak yang suka dan memamerkannya di laman sosial media mereka. Makin bersemangatlah Heru hunting foto gowes.
Puncaknya, saat Tour de Ambarukkmo dirinya dipinang oleh panitia via DM di facebook. Akhirnya satu demi satu even gowes menghubunginya untuk jadi tim dokumentasi.
Heru paling suka foto saat gowes menanjak. Bisa dapat ekspresi cyclist sekaligus foto dari ketinggian pasti backround nya bagus. Dan foto nampak dramatis saat Heru menjepret dengan menampilkan komposisi cyclist dan jalan miring.
Pernah semalam sebelum even, baterai kamera Nikon d3s-nya belum dicharge dan listrik mati. “Saya bingung setengah mati, untung dini hari listrik nyala langsung saya charge,” tuturnya lantas tertawa.
Spesialisasi: ekspresi candid saat menanjak
Kamera: Nikon d3s
Instagram: @herusubekti273
Facebook: Heru Subekti
Kota: Jogjakarta
Advertisement