Enam Bulan Kinerja Tak Bagus, Pengurus PBNU Bisa Diganti
Ada yang baru dalam kepengurusan PBNU sekarang. Semua pengurus yang kinerjanya tidak bagus bisa diganti setiap saat. Bahkan ada masa percobaan enam bulan untuk evaluasi.
Kemungkinan PBNU melakukan rotasi itu terungkap dalam Rakernas dan Pengukuhan Pengurus Lembaga/Badan Khusus PBNU di Ponok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat. Rakernas berlangsung 24-25 Maret 2022.
Agenda tahunan kali ini memang berbeda dibanding rakernas PBNU sebelumnya. Diikuti semua pengurus PBNU, Lembaga dan Badan Khusus, juga badan otonom. Pembahasan program masing-masing telah dipersiapkan dengan matang lengkap dengan target dan capaian.
"Apabila dalam enam bulan ini kepengurusan ini tidak efektif, akan dilakukan evaluasi seperlunya," demikian bunyi dalam salah satu pasal di Surat Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Bersamaan dengan pembukaan Rakernas PBNU, telah dikukuhkan kepengurusan 18 lembaga dan tiga badan khusus. Kepengurusan ini melengkapi Pengurus Harian PBNU yang berlangsung di Balikpapan, beberapa bulan lalu.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang mengusung jargon The Governing NU memang sedang melakukan perubahan besar dalam tubuh NU. Jelang seabad, ia ingin NU tidak hanya kuat secara jemaah tetapi juga jam'iyah alias organisasi.
Karena itu, ia meminta semua pengurusnya tidak hanya berhenti dalam bicara tapi langsung kerja. “Kita tidak boleh berhenti pada kata-kata. Setiap kata harus menjadi kerja. Setiap kerja harus ada manfaatnya dan harus ada ukuran keberhasilannya,” katanya.
Setiap program lembaga maupun badan khusus harus jelas output (produk) dan outcome (hasil). Sehingga semuanya bisa dievaluasi kinerjanya masing-masing. Juga memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada warga.
Gus Yahya --demikian ia biasa dipanggil-- tampak berhasil mengubah gestur kepengurusan PBNU. Rakernas berjalan secara tertib dan menghasilkan program yang jelas dan terukur. Gedung Rakernas terus penuh dari awal sampai akhir.