Empuknya Daging Sate H Faqih Tebuireng hingga ke Lidah Orang Arab
Tak jauh dari pondok pesantren Tebuireng dan pabrik gula Tjoekir ada warung makan sate yang terkenal sampai ke manca negara. Namanya warung sate H Faqih.
Warung yang berdiri sejak tahun 1995 ini berada di jalan Irian Jaya 26 Tebuireng, Jombang, jalur yang menghubungkan Jombang dengan Kediri. Sehingga, mudah dijangkau oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
Setiap hari warung sate H Faqih ini tak pernah sepi pembeli. Sehingga, membuka cabang yang lokasinya sekitar 150 meter dari warung utama.
Chamidah Faqih, pemilik warung sate H Faqih mengatakan, usaha warung makan sate dan kikil kambing ini merupakan usaha turun temurun. Saat ini merupakan generasi ketiga H Faqih.
Menu yang dihadirkan dari awal hingga saat ini tidak pernah berubah yakni sate ayam, sate kambing, gule kambing, dan kikil kambing. Menu-menu ini selalu diminati pembeli, apalagi menu sate kambing dan kikil kambing.
“Alhamdulillah, semua menu disukai. Semua favorit. Gule, kikil, sate kambing dan sate ayam selalu dicari pembeli,” kata Chamidah kepada Ngopibareng.id, Jumat, 19 Juni 2020.
Sate H Faqih ini memang dikenal banyak orang. Pembeli menyukai masakan sate H Faqih karena dagingnya empuk, bersih, dan murah.
Aninun Arifah, salah satu pelanggan mengungkapkan sejak dulu rasa sate dan gule H Faqih tidak berubah. Daging kambingnya bersih, tidak ada bau amis. Di samping itu murah dan porsinya lebih banyak.
“Saya sejak kecil kalau beli sate yang ke sini. Pernah mencoba tempat lain, tapi tetap enak di sini. Nggak ada bau kambingnya dan dagingnya lebih banyak,” kata perempuan asal Desa Keras yang mengaku berlangganan selama 28 tahun.
Ngopibareng.id mencoba mencicipi seporsi sate kambing. Dagingnya empuk. Bumbunya sendiri kental dan terasa gurih. Perpaduan bumbu dengan bawang merah menyatu padu dan tidak membuat eneg. Lengur kambingnya tidak tercium, yang membuat semakin lezat tak banyak potongan lemak.
Jaga Resep dan Utamakan Kualitas
Dalam menjalankan usaha bisnis ini, perempuan yang akrab disapa Midah itu mengaku lebih mengutamakan kualitas daging kambing dan ayam. Kedua daging hewan tersebut dipilih yang benar-benar sehat dan gemuk. Kendati, harga dagingnya selangit, Midah tidak mempermasalahkan. Tak heran, harga seporsi nasi sate ayam dan gule dibanderol Rp25 ribu. Sementara sate kambing dibaderol Rp30 ribu perporsi.
Midah mengaku tidak pernah salah memilih kambing yang memiliki kualitas daging bagus, lantaran sudah lama berkecimpung di dunia kuliner. Sehingga ia mengaku bisa membedakan daging yang benar-benar sehat sesuai standarnya dan yang sakit. Bahkan jika mendapatkan kambing yang menurutnya tidak layak jual, perempuan asli Jombang itu memilih tidak membuka warung.
“Saya mengutamakan kualitas, daging kambing yang saya pilih benar-benar sehat dan gemuk. Daging kambing yang sakit saya nggak mau jual dan lebih baik tidak buka warung sampai dapat yang sehat,” katanya.
Selain itu, Midah mengaku juga menjaga resep masakan yang diturunkan dari nenek moyangnya. Resep itu diperolehnya dari almarhumah ibu kandungnya, Lilik Muhsinah. Midah tidak berani bereksperimen menambahkan bumbu tambahan lain karena takun merusak rasa.
“Resep masih saya pertahankan dari ibu. Ibu dapat dari mbah Faqih langsung. Saya tidak berani menambahkan atau merubah apapun, biar apa adanya dan asli dari leluhur. Rasanya agar terjaga,” ujarnya.
Pelanggan Mancanegara Hingga Tokoh Terkenal
Selain mengutamakan kualitas dan menjaga resep, Midah juga memberikan pelayanan yang prima. Baginya pembeli bukan hanya seorang raja, melainkan keluarga sendiri. Tak heran, banyak pelanggan tetapnya yang selalu merekomendasikan ke khalayak ramai.
Menariknya, meskipun Midah tidak menggunakan media sosial sebagai sarana promosi, pembelinya hingga mancanegara. Seperti dari India, Jepang, Australia, Inggris, Mesir, Perancis dan Amerika.
“Saya promosinya getok tular saja dan nggak mau ribet. Alhamdulillah, pengunjungnya ada juga dari luar negeri. Pernah ada yang dari Dubai, Jerman, Libia dan Madinah,” katanya.
Selain itu, para santri pondok sekitar juga menjadi pelanggannya. Hingga saking dikenalnya, para santri selalu menyebutnya sate legenda. Sehingga, setiap ke Tebu Ireng rasanya tidak lengkap bila tidak makan sate H Faqih.
Sejumlah tokoh nasional pun menyempatkan mampir jika ke Tebuireng. Mulai dari tokoh politik hingga para ulama. Antara lain Ali Machsan Moesa (mantan ketua PWNU Jatim), Dhohir Farisi (suami Yenny Wachid) hingga Kiai Muchtar Mu'thi (pendiri tarekat Shiddiqiyyah).
“Temen-temen pondok biasanya kalau sudah kembali ke kampungnya selalu bilang katanya kangen masakan saya. Warung ini juga dijadikan jujukan makan banyak tokoh nasional dan Jombang,” katanya.
Advertisement