Corona, Profesor Unair Sebut Konsumsi Rempah Bantu Kebalkan Tubuh
Penyebaran virus corona yang masif di berbagai negara, juga membuat masyarakat Indonesia was-was. Dokter dan para ahli menyarankan untuk menjaga kekebalan tubuh sebagai upaya antisipasi.
Menjaga kekebalan tubuh bisa dengan mengkonsumsi empon-empon atau rempah-rempah dalam bahasa Jawa. Hal ini diungkapkan Prof Nidom, Guru Besar Biologi Molekular Universitas Airlangga (Unair).
Nidom mengungkapkan, penemuan ini merupakan terusan dari temuannya sekitar tahun 2007 tentang khasiat empon-empon untuk menangkal efek dari flu burung (FB).
"Menghilangkan penyakit ada dua strategi, yakni membunuh virus melalui vaksin atau obat antiviral dan menghilangkan efek akibat infeksi virus. Jadi empon-empon adalah strategi kedua," ujar Nidom kepada Ngopibareng.id, Minggu, 29 Februari 2020.
Menurut Nidom, virus Covid-19 menyebabkan gangguan pernafasan hingga timbul pneumonia berat. Sama seperti virus FB, meskipun virus FB lebih berat.
Kata Nidom, virus FB lebih berat dari virus corona sebab dari angka rata-rata kematian (mortality rate) korban meninggal Covid-19 ialah dua hingga empat persen, artinya dari 100 orang yang terinfeksi, dua hingga empat orang meninggal, dan 96 -98 persen sembuh. Sedangkan mortality rate FB, antara 96-100 persen, artinya dari 100 orang yang terinfeksi 96 hingga 100 orang meninggal.
"Saat virus-virus tersebut menginfeksi paru, akan menyebabkan keluarnya zat yang disebut sitokin. Ketika sitokin keluar, bukan hanya virus yang mati, tetapi sitokin tersebut juga merusak sel paru," jelas Nidom.
Lanjut Ketua Tim Riset Corona & Formulasi Vaksin di Nidom Foundation ini, sel yang rusak oleh sitokin akan mengelurkan sitokin terus menerus. Sehingga paru dipenuhi oleh sitokin. Keadaan ini disebut dengam banjir atau badai sitokin (cytokine storm).
"Jadi kerusakan paru, bukan hanya disebabkan oleh virus tapi badai sitokin. Empon-empon bisa digunakan untuk menyetop produksi sitokin. Karena empon-empon memiliki kandungan curcuma. Nah curcuma inilah yang akan menyetop produksi sitokin," paparnya.
Selain itu, Nidom berujar bahwa penemuan ini sekaligus menggaungkan kembali bagi warga Indonesia untuk kembali mengunakan empon-empon pada masakan atau makanan lainnya.
"Sekarang kan Indonesia banyak diserbu makanan dari luar negeri yang tidak mengunakan empon-empon. Tubuh orang Indonesia belum tentu menerima, meski di lidah terasa cocok," tandasnya.
Ia pun menambahkan, mari kita kembali ke bahan makanan yang sudah diturunkan oleh leluhur secara turun-temurun. Sebab bahan tersebut (empon-empon) pasti cocok dengan tubuh orang Indonesia. "Serta membantu membentuk ketahanan tubuh," tutupnya.
Advertisement