Empati Rumini, Angkat Barang Karena Gunung Meletus
Erupsi Semeru menggemakan kisah sedih. Nama Rumini tiba-tiba beredar di media sosial. Ia meninggal dunia bersama ibundanya.
"Mungkin kami harus belajar darimu tentang mencintai, terutama ibu. Tak rela kau tinggalkan ibumu saat erupsi Semeru menyerang desamu, Curah Kobokan, Candipuro, Lumajang, Sabtu 4 Desember 2021," tulis seorang relawan di lokasi bencana di Lumajang.
Rumini (28) ditemukan meninggal dunia berpelukan dengan sang ibu, Salamah (71) yang sudah renta dan tak sanggup berjalan. Pilihan berat bagi Rumini, antara lari menyelamatkan diri atau meninggalkan sang ibu yang tak sanggup berjalan. Rupanya Rumini memilih untuk mendekap sang ibu berjuang hadapi terjangan erupsi Semeru. Jasad keduanya ditemukan di dapur rumah mereka.
"Namamu melangit, malaikat menyambut ruh yang mewangi meski tubuh terbakar material panas, nafas terakhir mu saat memeluk ibumu, InsyaAllah seluruh penduduk langit kini tengah memelukmu.
"Kami seluruh relawan di Semeru tak kuasa membendung haru, Rumini telah ajarkan kami tentang kesungguhan mencintai dan berbakti kepada ibu.
"Angkat topi sejuta kali untukmu, Rumini. Alfatihah!"
Begitulah empati kemanusiaan pun tercurah pada Rumini. Dalam khazanah humor ada genre black-humor (humor hitam) yang justru mengundang simpati, bahkan empati dari yang mendengar kisahnya. Tapi, tentu kita tak menganggap tragedi Rumini suatu kisah humor.
Yang di bawah inilah, kitahadirkan lelucon tentang bencana karena ulah manusia.
Paling Lama di Dekat Gunung Berapi
Dua perempuan berambut pirang dan berambut cokelat yang duduk-duduk di sisi gunung berapi yang hendak meletus, dan memutuskan untuk melihat siapa yang dapat tinggal di sana paling lama.
Mereka sudah di sana sekitar 2 jam ketika si rambut cokelat mengatakan "Saya tahu, mari kita menyanyikan sebuah lagu untuk menjaga agar suasana menjadi menyenangkan. Jika kau suka hati tepuk tangan..."
Angkat Barang Karena Gunung Meletus
Gunung meletus, lahar su mo sampe. Olop deng Mince panik mau angkat barang bagaimana, sedangkan dorang pu anak juga banyak lagi. Olop su bajalang kluar rumah angkat barang-barang, tralama Mince teriak:
"Adolooop, ini anak-anak bagaimana???"
Olop balik muka liat Mince deng anak-anak, trus de angkat: "Sudah, ko pilih yang bagus-bagus saja yg trabaik ko kas tinggal."
Membuat Anggaran Sesuai Keadaan
Selama Konvensi Demokrat Amerika, mereka berdoa untuk hujan dan kemudian badai menghantam mereka. Mereka menyusun anggaran untuk pemantauan gunung berapi. Dan beberapa minggu kemudian gunung berapi meletus. "Mereka memotong anggaran untuk kesiapsiagaan terhadap flu dan tepat sesuai jadwal, kami mengalami pemyakit flu.
"Saya berharap mereka tidak mulai mengumpulkan dana untuk pelacakan asteroid."