Empati, Dipo Alam Serahkan Lukisan Diri Shinzo Abe
Mantan Sekretaris Kabinet Dipo Alam, secara simbolik menyerahkan karyanya berupa lukisan Mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe kepada Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji.
Lukisan ini diserahkan di kediaman Resmi Dubes Jepang, Jalan Daksa 5 No. 82-84 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 29 September 2022.
Menurut Dipo, penyerahan lukisan diri Shinzo Abe ini sebagai ungkapan belasungkawa atas wafatnya Mantan PM Abe akibat tindakan penembakan pada 8 Juli 2022 lalu.
“Saya menyerahkan lukisan ini masih berkaitan dengan kepergian mantan PM Shinzo Abe. Ini saya lukis sendiri dan telah saya serahkan sertifikat dari lukisan saya. Semuanya untuk persahabatan yang baik,” kata Dipo usai prosesi penyerahan lukisan.
Dipo Alam menuturkan bahwa kedatangannya di Kedubes Jepang ini juga sebagai upaya mempererat hubungan persaudaraan kedua negara, Indonesia dan Jepang.
"Jepang dan Indonesia sepakat untuk membangun kerja sama bidang ekonomi, budaya, dan politik berkelanjutan bagi semua lapisan. Tidak hanya antar pemerintah tetapi juga rakyat Indonesia dan rakyat Jepang, guna menghadapi berbagai masalah dunia,” ujar mantan Sekretaris Jenderal D-8 tersebut.
Di sisi lain Dipo Alam menyatakan prihatin dan berduka atas tragedi yang dialami oleh Mantan PM Shinzo Abe. "Sebagai bentuk penghargaan, saya sengaja membuat lukisan Abe tengah mengenakan batik Jawa Hokokai,” ungkap Dipo.
Menurut Dipo, karena kebetulan dirinya adalah salah satu pendiri sekaligus pemangku kepentingan di Yayasan Batik Indonesia, dan batik Jawa Hokokai merupakan corak batik yang lahir karena pengaruh Jepang, maka ia sengaja melukis mendiang Shinzo Abe tengah memakai batik Jawa Hokokai.
“Jadi, selain sebagai bentuk belasungkawa dan penghargaan kepada Abe, lukisan ini juga dimaksudkan untuk menandai hubungan baik antara Indonesia dengan Jepang,” tuturnya.
Kebetulan lain, sambung Dipo, pada 2 Oktober nanti adalah Hari Batik Nasional, sehingga pada kesempatan ini ia pun mengundang Dubes Kanasugi untuk hadir dalam perayaan Hari Batik Nasional yang akan diselenggarakan oleh Yayasan Batik Indonesia.
Lebih jauh, Dipo menyebutkan bahwa selama menjadi kepala pemerintahan Jepang, Shinzo Abe telah berhasil mewujudkan sejumlah kemitraan strategis dalam berbagai bidang antara Jepang dengan Indonesia.
Hubungan bilateral kedua negara, ujar Dipo, terutama sangat menonjol dalam bidang infrastruktur, seperti yang terlihat dalam pembangunan MRT di Jakarta, pembangunan Pelabuhan Patimban, hingga ke pembiayaan pembangunan terowongan di ruas Padang-Pekanbaru.
Pada masa pemerintahan Abe, Indonesia dengan Jepang telah menjalin kerja sama IJEPA (Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement). Kerjasama ini fokus mengupayakan perluasan akses pasar produk potensial, khususnya di sektor perikanan, industri, pertanian, dan kehutanan.
“Melalui Yayasan Batik Indonesia, saya ingin mempererat kerja sama kebudayaan antara Indonesia dengan Jepang. Saya ingin agar kemajuan itu bisa dimanfaatkan oleh para pengrajin batik di Indonesia, mengembangkan batik warlami (pewarna alami), terutama untuk corak batik Jawa Hokokai yang lahir karena pengaruh Jepang,” katanya.
Kata Dipo kalau para pengrajin batik Indonesia bisa belajar di Jepang, misalnya, untuk belajar teknik pewarnaan alami, tentu akan meningkatkan nilai tambah produk batik nasional. Apalagi, batik warlami harganya tinggi.
Dipo menjelaskan bahwa proses melukis Shinzo Abe memakai batik ini ia selesaikan kurang lebih dalam waktu dua bulan, yakni dimulai sejak bulan Juli lalu.
Saat pertama kali diberitahu kasus meninggalnya Abe, Dipo sedang menyelesaikan lukisan tentang batik Jawa Hokokai. Sejak itu ia langsung timbul niat melukis Abe tengah mengenakan batik. "Sebagaimana lukisan-lukisan saya tentang para pemimpin dunia lainnya, yang semuanya dilukis tengah memakai batik,” ujarnya.
Lukisan Shinzo Abe tersebut rencananya juga akan ia serahkan secara langsung kepada istri mendiang Mantan PM Shinzo Abe, Akie Abe di Jepang dalam waktu dekat.