Empat Tuntunan Al-Quran dalam Bermedsos, Ini Resep Prof Huzaemah
Jakarta: Rektor Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta Prof. Dr. Huzaemah T Yanggo mengingatkan, ada empat tuntunan Al-Quran dalam penggunaan media sosial. Hal itu dimaksudkan agar kaum Muslim tidak terjebak pada informasi bohong yang menderung mengundang dosa.
“Jadi, kita berhati-hati agar tidak menambah dosa saat kita bermedsos,” tuturnya, sebagaimana rilis diterima ngopibareng.id, Senin (28/8/2017).
Pertama, “qaul zuur” (perkataan buruk atau kesaksian palsu). Menurut Prof Huzaemah, yang termasuk kategori ini adalah memperindah suatu kebohongan atau tazyin al-kizb. Dalam Al-Quran Surat al-Hajj: 30, perintah menjauhi qaul zuur disampaikan bersamaan dengan larangan menyembah berhala.
“Kesaksian palsu merupakan dosa besar,” katanya.
Kedua, tajassus dan ghibah. Tajassus, bermakna mencari-cari kesalahan orang lain, ghibah berarti membicarakan keburukan orang lain.
Dengan mengutip Al-Hujurat: 12, para ulama sepakat bahwa mencari kesalahan orang lain dan menggunjing termasuk dosa besar, pelakunya harus segera bertaubat dan meminta maaf kepada yang bersangkutan.
Ketiga, namimah (adu domba). Yakni membawa satu berita ke pihak lain dengan maksud mengadu domba. Kata kunci ini berkaitan dengan kata kunci pertama karena biasanya berita yang dibawa adalah berita bohong.
Namimah juga bisa berarti provokasi utk tujuan tertentu. “Sebaiknya kita berhati-hati ketika mendapatkan berita melalui media sosial,” tutur Prof. Dr. Huzaemah.
Diingatkan, jangan buru-buru di-share sebelum diketahui kebenarannya. “Jika pun sudah diketahui kebenarannya masih perlu ditimbang lagi apakah ia memberi manfaat atau justru sebaliknya,”demikian Prof. Dr. Huzaemah, pada pada Wisuda ke-18 IIQ, Sabtu (26/8/2017).
Keempat, sukhriyah (merendahkan atau mengolok-ngolok orang lain). Al-Quran surat al-Hujurat: 11 melarang orang beriman laki-laki dan perempuan mengolok-olok satu dengan lainnya.
“Boleh jadi yang diolok-olok lebih mulia di sisi Allah,” katanya. (adi)
Advertisement