Empat Tokoh Respon Kasus Meninggalnya Santri Gontor
Kasus kekersan terjadi di Pesantren Modern Gontor Ponorogo. Sontak perhatian publik pun tertuju pada institusi pendidikan khas Islam di Nusantara yang legendaris itu.
Kasus kekerasan itu menimpa AM, santri yang akhirnya meninggal dunia. Kasus AM mencuat setelah orang tua korban, Soimah, mengadu ke pengacara Hotman Paris guna meminta keadilan atas meninggalnya putra sulungnya yang dinilai tak wajar itu.
Kini, kasus yang mengundang keprihatinan berbagai kalangan ini, telah ditangani secara terbuka oleh pihak yang berwenang.
Terkait hal ini, Keluarga Besar Gontor menyerukan doa bersama. Hari-hari ini adalah “ayyamul huzni” (hari penuh kesedihan) bagi kami seluruh Keluarga Besar Pondok Modern Gontor, bukan hanya bagi orangtua almarhum dan keluarga almarhum, tapi juga bagi Pak Kiai, para pengasuh, asatidz, puluhan ribu santri, bahkan seluruh alumni Gontor di mana pun berada.
“Wafatnya almarhum adalah kesedihan bagi kita semua. InsyaAllah almarhum wafat sebagai sebagai syahid fii sabilillah,” ungkap Ustadz Noor Syahid selaku Juru Bicara Pondok Modern Darussalam Gontor.
Doa dan Yasin
Atas nama Pimpinan Pondok Modern Gontor, lanjutnya, “kami mengajak seluruh santri, ustadz, alumni, dan wali santri Gontor di manapun berada, mari malam hari ini kita bacakan doa, Alfatihah dan Yasin, secara serentak untuk almarhum AM, serta doa untuk kebaikan keluarga almarhum dan Pondok Modern Gontor. Semoga Allah selalu mengampuni dan meridhoi kita semua. Amin YRA.”
Dalam keterangan secara terbuka, pihak PM Gontor menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya atas masukan, saran, bahkan kritikan dari seluruh lapisan
masyarakat berkaitan peristiwa meninggalnya Ananda kami AM dari Palembang. “Ini semua akan kami jadikan catatan dan pelajaran berharga buat segenap pengasuh dan pengajar Pondok Modern Gontor.”
Berikut respon empat tokoh terkait kasus Gontor tersebut.
1. KH Ma'ruf Amin
Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin turut memerhatikan kasus tewasnya santri asal Palembang di Pondok Pesantren Gontor lantaran penganiayaan. “Ini memang menjadi perhatian kita, kenapa? Mestinya 'kan (pesantren) membangun akhlak [santri] untuk menghormati satu sama lain dan menghargai,” kata Ma’ruf usai acara peletakan batu pertama pendirian masjid Babussalam Sabil Barakah di Kantor Pusat Bank Sumsel Babel, Palembang, Rabu 7 September 2022.
Kiai Ma’ruf yang juga menempuh pendidikan di pondok pesantren (ponpes) mengaku bahwa dulu tidak ada kasus kekerasan terhadap santri di lingkungan ponpes.
“Dulu tidak ada, dulu semua pesantren itu memang mendidik anak itu berakhlak mulia,” katanya. Oleh karena itu, Kiai Ma’ruf pun menaruh perhatian terhadap kasus penganiayaan yang dialami AM (17) hingga ia tewas.
Menurut Pengasuh Pesantren An-Nawawi Tanara Banteng, proses hukum yang sedang ditempuh pihak keluarga AM merupakan hal yang wajar. “Tetapi kejadian itu kita harapkan tidak mendeskriditkan pesantren,” katanya.
Menurut Rais Aam PBNU 2-15-2019, pesantren didirikan untuk dua tujuan, yakni memberikan ilmu dan paham agama serta agar santri memiliki akhlak yang mulia.
2. Mahfud MD
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD turut menyoroti kasus tewasnya salah satu santri di Pondok Modern Darussalam Gontor. Mahfud menyatakan kasus ini sudah ditangani sesuai prosedur hukum yang berlaku.
“Iya, nggak apa-apa. Biarkan saja, kan ada hukumnya,” kata Mahfud kepada wartawan di Bandung, Jawa Barat, Rabu 7 September 2022.
Mahfud menuturkan, pihak Gontor sudah menyatakan tunduk pada proses hukum. Atas hal tersebut, kasus tewasnya santri inisial AM agar diserahkan kepada pihak berwenang untuk ditangani sesuai prosedur hukum yang berlaku.
“Kan (Gontor) sudah menyatakan tunduk pada proses hukum yang berlaku, jadi biarkan saja. Ada proses hukumnya,” tambah Mahfud.
2. Luqman Hakim
Anggota Komisi VIII DPR RI, Luqman Hakim, mengapresiasi Pondok Modern Darussalam Gontor dalam merespons cepat dugaan penganiayaan santri. Langkah Gontor menindak tegas santri terduga pelaku penganiayaan dinilai sudah tepat.
“Permohonan maaf yang disampaikan Pondok Pesantren Modern Gontor secara terbuka kepada keluarga korban dan masyarakat menunjukkan bahwa Pondok Pesantren Modern Gontor memiliki tekad kuat agar mencegah terulangnya kasus serupa,” kata Luqman, Rabu 7 September 2022).
Alumni Pondok Pesantren Edi Mancoro, Semarang, itu mendorong masyarakat memperkuat kepedulian dan dukungan kepada pondok pesantren di seluruh Indonesia. Dukungan kuat dari masyarakat akan berdampak positif bagi proses pendidikan di pondok pesantren.
Menurutnya, penting bagi masyarakat menempatkan kembali pesantren sebagai lembaga pendidikan berbasis keswadayaan masyarakat. Sehingga, pondok pesantren akan menjadi bagian tak terpisahkan dari ekosistem kemandirian pendidikan.
“Interaksi sosial yang kohesif di dalam ekosistem pendidikan pesantren ini. Manfaatnya adalah akan menjadi sistem dan kultur yang membentengi kemungkinan terjadinya tindak pidana kekerasan dan pelanggaran norma sosial, agama dan negara di dalam pondok pesantren,” ujar Luqman yang juga Ketua Pengurus Pusat GP Ansor itu.
Selain itu, Luqman juga mendukung langkah Kementerian Agama (Kemenag) segera mengesahkan Rancangan Peraturan Menteri Agama tentang Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Kekerasan pada Lembaga Pendidikan Agama dan Keagamaan. Peraturan ini dinilai penting sebagai pedoman untuk mencegah terjadinya tindak pidana kekerasan.
3. Henri Shalahuddin
Dr Henri Shalahuddin, MIRKH, Alumni Pesantren Modern Gontor 1995, menyampaikan pandangannya dari Istanbul, Turki:
Alhamdulillah, hingga saat ini kami masih terus percaya dengan kredibilitas Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) sebagai lembaga pendidikan Islam yang bermutu dan berarti, baik di level nasional maupun internasional.
Alhamdulillah kami sekeluarga merasakan betul pendidikan yang diberikan oleh PMDG. Ayah kami lulus PMDG tahun 1960, setelah lulus beliau diamanahi Bapak Pimpinan untuk mengajar di pondok sekitar tiga tahun. Lalu tiga putranya, saya dan dua kakak saya, dipondokkan di Gontor hingga lulus tahun 1989, 1990, dan saya 1995.
Saya baru meninggalkan PMDG pada tahun 2000 setelah menamatkan S1 ISID Gontor (sekarang UNIDA) dan mengemban tugas mengajar selama lima tahun (totalnya 11 tahun di PMDG). Di samping mendapatkan ilmu dan pendidikan, Alhamdulillah dianugerahi rezeki jodoh lulusan PMDG Putri Mantingan.
Yakin dengan kualitas pengajaran, pendidikan kepemimpinan dan kemasyarakatan di PMDG, putra sulung kami yang saat itu sekolah kelas 10 (1 SMA) dan mau naik kelas 11 di International Islamic School di Istanbul, Turki, kami pindahkan ke PMDG. Demikian juga putra kakak saya saat ini juga nyantri di PMDG. Jadi di keluarga besar kami saat ini, yang nyantri di PMDG generasi ketiga, yakni anak dan keponakan saya.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasannya, termasuk ujian yang sedang dihadapinya saat ini, kami masih tetap yakin bahwa PMDG merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam terbaik di Dunia Islam saat ini dan mampu terus berproses menuju kebaikan dan perbaikan. Salah satu sebabnya karena PMDG bukan merupakan lembaga milik pribadi keluarga pendirinya, tapi sudah diwakafkan untuk umat Islam. Sehingga loyalitas yang ditanamkan pun merupakan loyalitas pada nilai-nilai Islam dan kebenaran, bukan loyalitas pada individu-individu pimpinan. Semoga Allah selalu merahmati dan menjaganya ila yaumil qiyamah. (Istanbul, Fall, 6 Sept 2022)
Tiga Hal Hal, Penjelasan Resmi Pesantren Modern Gontor
Pesantren Modern Gontor menyampaikan beberapa hal penting, yaitu sebagai berikut:
Pertama, kami Pondok Modern Gontor sama sekali tidak punya niatan untuk menutup-nutupi kasus dugaan penganiayaan yang berujung wafatnya santri kami ini, apalagi sampai menghalang-halangi proses hukum pengungkapan kasus ini. Sebaliknya, kami justru berharap kasus ini dapat diselesaikan dengan terbuka dan transparan sesuai aturan hukum yang berlaku.
Bersama dengan keluarga almarhum dan aparat kepolisian, kami berkomitmen kuat untuk menyelesaikan kasus ini sampai tuntas dengan mengikuti setiap proses hukum yang ada. Dan sebagai bentuk komitmen itu, alhamdulillah pada hari ini, Selasa, 6 September 2022 telah digelar olah TKP oleh pihak Kepolisian Resort Ponorogo, di lingkungan Pondok Modern Gontor.
Hadir langsung di lokasi TKP, Kapolres Ponorogo, Bapak AKBP Catur Cahyono Wibowo, berikut jajarannya. Dan atas nama Pimpinan Pondok Modern Gontor, kami ucapkan terima kasih kepada Kapolres Ponorogo berikut jajarannya.
Kedua, kami tegaskan sekali lagi di sini, bahwa kami tak memungkiri terkait adanya dugaan tindakan penganiayaan terhadap wafatnya santri kami, ananda AM. Secara detailnya seperti apa, kami serahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian, termasuk terkait motif di balik dugaan penganiayaan yang mengakibatkan wafatnya santri kami.
Dan sebagai wujud komitmen kami, seluruh pelaku kekerasaan sudah kami keluarkan/kami usir dari pondok pada hari yang sama ketika almarhum AM dinyatakan wafat, dan dikembalikan ke orangtunya masing-masing. Inilah sanksi terberat di dalam pendidikan Gontor. Nantinya, jika terkait hukum negara, tentunya kami serahkan kewenangannya kepada pihak kepolisian.
Ketiga, yang ingin kami sampaikan adalah bahwa “seluruh santri adalah anak-anak kami”, amanah dan titipan dari para orang tua untuk kami asuh dan didik. Demikian juga dengan ananda AM. Almarhum adalah anak kami. Wafatnya almarhum karena kasus dugaan penganiayaan adalah duka cita yang mendalam bagi kami.
Hari-hari ini adalah “ayyamul huzni” (hari penuh kesedihan) bagi kami seluruh Keluarga Besar Pondok Modern Gontor, bukan hanya bagi orangtua almarhum dan keluarga almarhum, tapi juga bagi Pak Kiai, para pengasuh, asatidz, puluhan ribu santri, bahkan seluruh alumni Gontor di mana pun berada. Wafatnya almarhum adalah kesedihan bagi kita semua. InsyaAllah almarhum wafat sebagai sebagai syahid fii sabilillah.
Atas nama Pimpinan Pondok Modern Gontor, kami mengajak seluruh santri, ustadz, alumni, dan wali santri Gontor di manapun berada, mari malam hari ini kita bacakan doa, Alfatihah dan Yasin, secara serentak untuk almarhum AM, serta doa untuk kebaikan keluarga almarhum dan Pondok Modern Gontor. Semoga Allah selalu mengampuni dan meridhoi kita semua. Amin YRA.
Demikian keterangan yang dapat kami sampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Ponorogo, 6 September 2022
Noor Syahid
Juru Bicara Pondok Modern Darussalam Gontor
Advertisement