Empat Tantangan Berislam, Haedar: IT Pengaruhi Pola Hidup-Dakwah
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan bermuhammadiyah saat ini memang memerlukan peneguhan dan penguatan eksistensi sebagai gerakan Islam.
"Karena di luar kita dan melingkupi kita dalam dinamika pergerakan kita begitu kompleks dan dinamisnya perkembangan kehidupan," tutur Haedar Nashir, dalam keterangan Kamis, 24 Juni 2021.
Menghadapi Realitas Baru
Menurut Haedar, ada setidaknya empat hal yang dihadapi umat Islam, khususnya bagi warga Muhammadiyah.
Pertama, Kita sekarang berhadapan dengan realitas baru dunia media sosial dan perkembangan teknologi IT yang mempengaruhi pola hidup dan dakwah kita.
“Bagaimana media sosial dan teknologi IT sebagai bagian dari perkembangan revolusi industri 4.0 kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk menjadi wasilah bagi pergerakan yang mengarah pada kemajuan dan memberi sinar bagi bangsa dan kemanusiaan semesta.
"Bukan menjadi bagian objek penderita atau sekedar menjadi konsumen perkembangan IT dan media sosial yang begitu rupa dari hal yang sangat negatif sampai hal yang sangat positif tergantung bagaimana kita memanfaatkannya,” tutur Haedar.
Kedua, Kita berhadapan dengan realitas paham keagamaan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat kita, lebih khusus dikaum muslimin yang perkembangan praktik keagamaannya di tengah proses yang semakin demokratis sekarang ini dan juga dalam merespon perkembangannya bermunculan paham-paham keislaman, paham-paham keagamaan dari arah paling ekstrem di garis kanan sampai garis kiri yang juga beririsan dengan paham-paham kita yang memerlukan keniscayaan dan keseksamaan kita untuk menjaga eksistensi Muhammadiyah.
Dinamika Perkembangan Multikulturalisme
Ketiga, Kita juga berhadapan dengan dinamika perkembangan multikulturalisme yakni paham tentang hak asasi manusia, demokrasi, toleransi, plurarisme, yang itu menjadi bagian dari setiap perkembangan kehidupan modern dimana pun.
Keempat, Kita berhadapan dengan realitas kehidupan global atau yang disebut globalisasi yang bukan hanya membawa misi dan kemajuan ekonomi global sekaligus juga ekspansi ekonomi global yang tentu sangat liberal tetapi juga membawa misi dan ekspansi politik dan budaya yang siapa pun tidak bisa mencegahnya di era sekarang ini.
“Termasuk dengan perkembangan geopolitik, ekonomi, dan budaya yang bergerak masuk ke Asia Timur, Korea Selatan, Jepang, dan Tiongkok yang menjadi adidaya baru setelah Soviet jatuh dan betapa pun kita berteriak apa pun tetapi ekspansi dan pergerakan globalisasi dengan geopolitik ekonomi dan budaya itu tidak bisa kita cegah.
"Ada yang positif manfaatnya tetapi juga ada yang negatif yang bisa mempengaruhi dan melemahkan kita sebagai bangsa,” terang Haedar.