Empat Tanda Kehidupan Berkualitas Menurut Pandangan Islam
KH Ahmad Bahauddin Nursalim mengingatkan, ciri utama orang saleh adalah tidak membicarakan aib orang saleh lainnya.
"Zaman yang rusak begini, orang mengumbar aib orang malah bangga. Nampak sekali orang seperti itu tidak bisa mengaji. Menyebut keburukan orang kok bangga? Goblok kok sampai sebeginya ya. Neraka!"
Gus Baha pun menegaskan, "Jika kita makan dan minum yang pokok saja setiap hari kita tidak akan miskin. Yang membuat kita miskin karena banyak kemauan yang tidak tercapai".
Umat Islam selalu diingatkan untuk meningkatkan kualitas iman dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa-ta'ala (SWT). Sehingga menjadi umat yang bisa meraih keselamatan dunia dan akhirat.
Dengan bertakwa berarti kita membuat perbekalan yang terbaik dalam kehidupan ini, Allah berfirman dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 197, artinya sebagai berikut.
Artinya: "Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa." ( QS. Al-Baqarah: 197)
"Karena nilai-nilai ketakwaan itulah yang akan abadi, dan bisa menyelamatkan kita dalam kehidupan di dunia ini, dan di akhirat nanti," tutur DR. H. A. Juraidi, MA dalam ceramah di masjid Istiqlal Jakarta.
Hidup kita di dunia ini sangat singkat, dalam salah satu hadits Rasulullah mensinyalir bahwa umur umatku hanya antara 60 sampai dengan 70 tahun saja, sedikit yang melebihi dari itu.
Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda umur umatku hanya antara 60 sampai 70 tahun saja, sedikit dari mereka yang melebihi itu."
Sejarah menunjukkan, empat khalifah Rasulullah yang dikenal sebagai khulafaurrasyidin yaitu Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, ‘Usman bin Affan, dan ‘Ali bin Abi Thalib, yang merupakan representasi umat saat itu, wafat dalam usia di bawah 70 tahun, hanya seorang yaitu Khalifah Usman bin Affan yang wafat di atas 70 tahun. Hal ini membuktikan kebenaran sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut. Sedikit yang bisa melebihi 70 tahun.
Sejalan dengan hadits Baginda Rasulullah tersebut, menurut WHO dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) bahwa harapan hidup orang Indonesia saat ini rata-rata 69 tahun. Tentu tidak semua orang Indonesia mencapai usia 69 tahun. Terlebih di saat terjadinya wabah, seperti pandemi Covid-19 yang lalu, banyak sekali yang meninggal dunia dalam usia masih muda.
Oleh karena itu, perlu kita mengambil pelajaran bahwa hidup kita tidak lama, karenanya harus pandai memanfaatkan kesempatan yang tersisa se-efisien dan se-efektif mungkin, agar kehidupan kita berkualitas.
Empat Tanda Kualitas Iman
Bagaimana agar kehidupan kita berkualitas? Apa yang harus kita lakukan? Kaum Muslimin, ada beberapa indikator hidup yang berkualitas, antara lain sebagai berikut.
1.Berilmu atau Mengetahui
Semakin banyak ilmu yang dimiliki menunjukkan semakin berkualitas hidup seseorang, karena itu, Islam memotivasi kita untuk berilmu dan banyak mengetahui. Allah berfirman:
Artinya: "… Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mujadilah : 11).
Orang yang banyak ilmunya (para ‘ulama) akan menghantarkan mereka semakin taqwa, takut kepada Allah, dalam arti khasyatillah, sebagaimana firman Allah dalam QS. Fathir : 28, artinya sebagai berikut.
Artinya: "… Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama…" (QS. Fathir : 28).
Islam menganjurkan agar kita menuntut ilmu sepanjang hayat. Sejak dari buaian hingga ke liang lahat, agar hidup kita berkualitas.
2.Bergerak atau Dinamis
Bergerak adalah indikator hidup, semakin dinamis seseorang dalam bekerja dan berusaha, menunjukkan semakin berkualitas hidupnya, pasti akan ada keberkahan yang didapatkan. Islam melarang perbuatan malas, dan hanya berpangku tangan, Rasulullah mengajarkan doa:
Artinya: "Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari sikap lemah dan malas".
Bahkan Allah menyuruh kita bangkit dan bergerak, bertebaran di muka bumi, cari karunia Allah. Allah berfirman dalam QS. Al-Jumu’ah/62: 10, artinya sebagai berikut.
Artinya: "Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung" (QS. Al-Jumu’ah/62: 10).
3. Produktif dan Bermanfaat
Indikasi hidup yang berkualitas selanjutnya adalah produktif dan bermanfaat untuk orang banyak. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memuji orang yang bisa membawa manfaat bagi manusia lainnya:
Artinya: "sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi manusia lainnya"
Kalau hidup sudah tidak bisa menghasilkan sesuatu, baik materi, maupun non materi (seperti pahala), itu sama dengan kematian. Ada manusia yang masih kategori usia produktif, tapi dia tidak bisa menghasilkan apa-apa karena salah dalam memilih jalan hidup dan pergaulan, contohnya para korban narkoba, hidup mereka sama dengan mati sebelum datangnya kematian. Oleh karena itu, Islam melarang kita menjerumuskan diri dalam kebinasaan. Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah 195, artinya sebagai berikut.
Artinya: "…Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Baqarah 195).
Ada kelompok manusia yang sangat berkualitas, walaupun mereka sudah wafat, tapi masih produktif seolah-olah mereka masih hidup, sebagaimana firman Allah dalam QS. Ali ‘Imran [3]: 169, artinya sebagai berikut.
Artinya: "Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup, disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki." (QS. Ali ‘Imran/3: 169).
Mereka senantiasa mendapat rezeki dari Allah, melalui do’a yang dipanjatkan oleh orang-orang yang hidup setelahnya. Kalau bisa kita masuk dalam kelompok ini. Meski sudah tiada, tapi masih produktif, rezeki berupa pahala masih terus mengalir.
4.Berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah
Kehidupan yang indah dan berkualitas adalah manakala kehidupan kita dilandasi dengan ajaran Al-Quran dan Sunnah Rasulullah. Sayyid Qutub dalam muqaddimah tafsirnya menjelaskan betapa manis dan indahnya kehidupan yang berlandaskan Al-Quran, sehingga beliau beri judul Kitab Tafsirnya "Fi Zhilalil-Quran–Di Bawah Naungan Al-Quran", Dan inilah sebagian makna ayat Al-Quran QS. Al-Anfal [8]: 24, artinya sebagai berikut.
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu…" (QS. Al-Anfal/8: 24)
Seruan Allah dan Rasul itu adalah ajaran Al-Quran. Dan AlQuran membimbing kita kepada kehidupan, yakni kehidupan yang berkualitas. Semoga kita termasuk di dalamnya.
Demikian wallahu a'lam bisshawab. Semoga bermanfaat. Amiin.
Advertisement