Ini Empat Panduan New Normal di Sekolah dari Akademisi Unair
Pakar epidemiologi Universitas Airlangga Surabaya (Unair) dokter Muhammad Atoillah Isfandiari mengatakan, bila ingin menerapkan era new normal dalam sektor pendidikan, maka dibutuhkan panduan yang selaras dari pemerintah, baik untuk sekolah dan orang tua.
"Kalau dilihat sektor pendidikan menjadi fase ketiga yang akan dibuka bila era new normal benar-benar diterapkan. Masih ada waktu untuk Kemendikbud membuat panduan tersebut," kata Dosen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Sekretaris Pusat Layanan Kesehatan Unair.
Dalam membuat panduan tersebut dirinya juga menyarankan agar Kemendikbud memperhatikan beberap hal.
Pertama, memastikan terlebih dahulu di awal tidak ada siswa yang terjangkit covid-19. Baik itu OTG ataupun konfirm. Hal ini bisa dibuktikan dengan surat sehat dari layanan kesehatan setempat.
"Jadi dipastikan kalau yang masuk sekolah adalah anak-anak yang sehat," kata Atoillah.
Kedua, harus mengatur jadwal masuk sekolahnya. Artinya harus ada pengaturan pola masuk, sehingga bisa dipastikan sekolah penerapkan physical distancing, satu bangku satu anak.
"Dengan sistem ini kan nantinya ruangannya pasti tidak cukup, jadi harus diatur pola masuknya. Jadi shift sekolah harus disiapkan," imbuhnya.
Setiap hari di depan kelas, juga harus disiapkan tempat cuci tangan. Jadi bisa diatur baris untuk cuci tangan sebelum masuk ke kelas.
Ketiga, mempertimbangkan jam istirahat serta memendekan waktu sekolah. "Jadi misal sekolah empat jam saja tanpa istirahat. Kalau harus ada istirahat, berarti juga harus dipikirkan bagaimana anak-anak tidak berkerumun saat istirahat," katanya.
Ia sendiri menyarankan agar sekolah tidak menerapkan jam istirahat. Hal ini untuk menutup kemungkinan siswa melanggar physical distancing ketika istirahat.
Keempat, pendidikan tetang protokoler kesehatan selama pandemi covid-19, seperti cuci tangan sebelum masuk kelas, menganti masker selama empat jam sekali. Pengetahuan ini harus benar-benar ditanamkan pada siswa.
"Kalau sekolahya lebih dari 4 jam. Siswa harus mengganti masker setelah 4 jam. Sekolah dan orang tua juga harus menyediakan masker penganti," paparnya.
Tak hanya itu, menurutnya orang tua dan sekolah harus bekerjasama hingga anak dipastikan pulang ke rumah. Sebab, bisa jadi siswa tidak langsung pulang ke rumah.
"Kan saat ini bisa berhubungan via Whatsapp, jadi guru dan orang tua saling mengabarkan, anak sudah pulang dan kembali ke rumah," pungkasnya.
Advertisement