Empat Riwayat Hadis, Jangan Pilih Kasih Terhadap Anak
Anak-anak dalam pandangan Islam adalah masa depan. Mereka harus mendapat pendirikan, khususnya pembentukan akhlak mulia yang harus mendapat penekanan.
"Tadi pagi ngaji bersama Bunda-bunda Az-Zahra Sidoarjo membahas tema ringan seputar kecintaan pada anak," tutur Ust Muhammad Ma'ruf Khozin, Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur. Berikut materi pengajian lengkapnya:
Rasa cinta pada anak terkadang sedikit menonjol ke salah satu dari sekian anak yang lain.
Nabi kita memberi tuntunan agar adil dalam memberi sesuatu kepada anak kita. Di antaranya;
1. Riwayat Al Baihaqi
عن اِبْنِ عَبَّاسٍ رَفَعَهُ : سَوُّوا بَيْنَ أَوْلَادِكُمْ فِي الْعَطِيَّةِ . فَلَوْ كُنْت مُفَضِّلًا أَحَدًا لَفَضَّلْت النِّسَاءَ . أَخْرَجَهُ سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ وَالْبَيْهَقِيُّ مِنْ طَرِيقِهِ . وَإِسْنَادُهُ حَسَنٌ
Hadis: “Berbuatlah adil dalam pemberian anak kalian. Andaikan aku pilih kasih maka aku pilih anak wanita” (HR Al-Baihaqi, Hadis Hasan)
2. Riwayat Tirmidzi
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ أَنَّ أَبَاهُ نَحَلَ ابْنًا لَهُ غُلاَمًا فَأَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- يُشْهِدُهُ فَقَالَ أَكُلَّ وَلَدِكَ نَحَلْتَهُ مِثْلَ مَا نَحَلْتَ هَذَا ». قَالَ لاَ. قَالَ فَارْدُدْهُ »
Ada sahabat memberi untuk anaknya. Nabi tanya: “Anak yang lain kau beri?”. Sahabat: “Tidak”. Nabi: “Kembalikanlah” HR Tirmidzi
وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ بَعْضِ أَهْلِ الْعِلْمِ يَسْتَحِبُّونَ التَّسْوِيَةَ بَيْنَ الْوَلَدِ حَتَّى قَالَ بَعْضُهُمْ يُسَوِّى بَيْنَ وَلَدِهِ حَتَّى فِى الْقُبْلَةِ. وَقَالَ بَعْضُهُمْ يُسَوِّى بَيْنَ وَلَدِهِ فِى النُّحْلِ وَالْعَطِيَّةِ الذَّكَرُ وَالأُنْثَى سَوَاءٌ
Inilah yang diamalkan oleh para ulama. Mereka anjurkan adil terhadap anaknya, hingga masalah menciumnya. Dan adil dalam pemberian, baik laki-laki atau wanita (Sunan At-Tirmidzi)
3. Riwayat al-Bukhari
(اتقوا الله واعدلوا في أولادكم) أي سووا بينهم في العطية وغيرها لئلا يفضي التفضيل إلى العقوق والتحاسد وذلك بأن يسوي بين ذكورهم وإناثهم
Hadis: “Bertakwalah kepada Allah dan berbuatlah adil dalam pemberian anak” –HR Bukhari- agar tidak menyebabkan anak berani pada orang tua dan iri hati. Baik laki-laki dan perempuan (Faidhul Qadir, 1/164)
Uraian hadis ini saya gabungkan dengan kisah dalam Al-Qur'an, yakni ketika putra-putra Nabi Ya'qub merasa ayahnya lebih mencintai Nabi Yusuf dan Bunyamin, yang akhirnya menjadikan iri hati dan terjadi kisah perpisahan antara anak dan orang tua.
4. Riwayat Baihaqi
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -: اعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلاَدِكُمْ فِى النُّحْلِ كَمَا تُحِبُّون أَنْ يَعْدِلُوا بَيْنَكُمْ فِى الْبِرِّ وَاللُّطْفِ
Hadis: “Berbuatlah adil dalam pemberian terhadap anakmu, sebagaimana kalian senang mereka adil untuk berbakti dan lemah lembut” HR Baihaqi
Inilah yang kita harapkan saat ketika berbuat adil kepada anak-anak kita suatu saat giliran mereka tumbuh dewasa maka mereka akan membalas kebaikan orang tuanya dengan berbakti. Terkadang, ada sekian anak yang kurang diperhatikan cintanya justru di masa tua dialah yang menaruh perhatian besar kepada orang tuanya.
Advertisement