Empat Pokok Dasar Keyakinan, Bahaya Berpaling dari Rahmat Allah
Ustadz Ahmad Zainuddin Al Banjary Hafidzahullah mengingatkan, keadaan seorang hamba memang sejatinya kadang ia semangat beramal ibadah dan kadang ia lemah dalam beramal ibadah. Sehingga hidup terasa hampa.
“Sesungguhnya setiap amalan ada masa semangat, dan setiap masa semangat ada masa lemah atau masa futur,” ujar sang ustadz, dalam sebuah kajian sore bertema, “Ketika Hidup Terasa Hampa”.
Ustadz Ahmad menambahkan, barangsiapa masa lemahnya kembali kepada sunnah Rasulullah SAW, maka ia mendapat petunjuk. Dan barangsiapa masa lemahnya tidak kembali pada sunnah Rasulullah SAW, maka ia pasti binasa.
Ketika hidup hampa (futur). Futur diambil dari Bahasa Arab yang artinya lemah setelah kuat, diam setelah bergerak. Maksudnya yakni menurun semangat ketaatan kepada Allah SWT.
Empat Pokok Dasar Keyakinan Islam
Dalam hal ini, kita juga penting mengetahui pokok-pokok dasar keyakinan seorang Muslim.
Pertama, semua makhluk tentu akan mendapati dirinya hampa, lemah setelah semangat, kecuali orang-orang yang dijaga oleh Allah Ta’ala. Ada kadang-kadang malas berzikir setelah shalat, malas mengerjakan shalat sunnah, dan amalan baik lainnya.
Kedua, hati seseorang meskipun bersih, tetap keimanan pada dirinya, pasti suatu saat akan berbalik kepada kemaksiatan. Karena Rasulullah SAW pernah menyebutkan hati manusia itu berbolak-balik tidak stagnan pada satu keadaan.
Ketiga, iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Ini hal yang harus kita yakini juga, bahwa iman itu tidak stagnan.
Keempat, sesuatu yang membuat hati seorang beriman atau selalu di atas derajat keimanan yang tinggi, maka ia dapati dalam ibadah. “Hati yang hampa tidak hanya diobati dengan healing, tapi juga diobati dengan ibadah kepada Allah,” ujar ustadz kelahiran Banjarmasin, 13 Agustus 1978 itu.
Tidak ada yang menetapkan ketenangan hati dibandingkan dengan ibadah kepada Allah SWT, terutama ibadah-ibadah agung seperti, shalat, haji, shalat malam, dan lainnya. Ibadah inilah yang membuat hati seseorang tidak kosong, tidak mager (malas gerak), gabut, tidak ada motivasi untuk mengerjakan sesuatu.
Islam Tak Mengenal Kaum Rebahan
Islam pun tidak mengenal kaum rebahan. Hal ini sebagaimana yang diajarkan para salaf as-shalih, bahwa mereka benci melihat seorang yang pengangguran, tidak mengerjakan aktivitas dunia ataupun akhirat.
Berikut beberapa potret kehampaan hidup seorang Muslim antara lain kerasnya hati, tidak khusyuk, tidak pernah menangis karena Allah, nasehat surga dan neraka tidak ditakuti, dan lainnya. Dan obatnya adalah dengan mengingat kematian, dengan cara pergi ke kubur. “Rasulullah SAW bersabda ziarah kubur mengingatkan kita akan kehidupan akhirat,” tutur ustadz bernama lengkap Ahmad Zainuddin Bin Kaspul Anwar, dalam acara digelar Laznas Dewan Dakwah pada Rabu 16 Maret 2022.