Empat Pilar Perkaderan, Ini Reaksentuasi Kebutuhan Muhammadiyah
Jujur diakui banyak pihak, baik di dalam maupun di luar Muhammadiyah, selama satu abad kiprahnya Muhammadiyah telah sampai pada kondisi capaian dan kebermanfaan yang luar biasa. Dengan ribuan amal usaha dan struktur organisasi yang tersebar di seluruh tanah air, dan beberapanya di luar negeri, keberadaan dan peran Persyarikatan Muhammadiyah nyata dirasakan oleh umat, negara dan bangsa.
Hal itu menjadi catatan pencapaian Muhammadiyah seperti yang disampaikan Paryanto Rohma, Anggota Majelis Pendidikan Kader PP Muhammadiyah dalam pengajian Ramadhan PP Muhammadiya 1440 h yang membedah tema “Reaksentuasi Empat Pilar Perkaderan Muhammadiyah” pada Jumat 10 Mei 2019.
Namun sejalan dengan perkembangan dan kemajuan yang terus dicapai Muhammadiyah muncul pula tantangan dan problem yang menuntut untuk disikapi dan memberikan solusi. Menurut Paryanto ada tiga hal tantangan Muhammadiyah saat ini.
“Upaya reaksentuasi menjadi urgent karena perkaderan pada empat pilar Muhammadiyah masih banyak menemui kendala. Realitas ini, menuntut adanya kebijakan baru yang dijalankan dengan pendekatan yang futuristic dan sinergi antar semua sektor, elemen dan struktur di Persyarikatan,” kata Paryanto Rohma.
Pertama, secara internal Muhammadiyah dihadapkan pada tingkat kualitas dan rasa “menjadi” Muhammadiyah.
Kedua, tantangan eksternal Muhammadiyah dihadapkan pada fenomena baru dalam kehidupan sosial, politik dan keagamaan di tanah air.
Ketiga, Muhammadiyah juga dihadapkan dengan trend semakin pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk muslim di dunia.
“Muhammadiyah tentu tidak menghendaki meningkatnya prosentasi jumlah penduduk muslim dunia tersebut hanya besar dalam kualitas tanpa diikuti dengan meningkatnya kualitas,” uajrnya.
“Upaya reaksentuasi menjadi urgent karena perkaderan pada empat pilar Muhammadiyah masih banyak menemui kendala. Realitas ini, menuntut adanya kebijakan baru yang dijalankan dengan pendekatan yang futuristic dan sinergi antar semua sektor, elemen dan struktur di Persyarikatan,” imbuhnya.
Empat pilar perkaderan Muhammadiyah yang terdiri dari struktur Pimpinan Persyarikatan, keluarga, organisasi otonom, dan Amal Usaha Muhammadiyah, menurut Paryanto harus lebih diperkuat dan dioptimalkan.
“Gerakan perkaderan di empat pilar ini harus dilakukan secara stimulant dan sinergi antara keempat pilar tersebut,” katanya. (adi)