Empat Pesan untuk Warga Bangsa, Jelang 109 Tahun Muhammadiyah
Menyambut Milad Muhammadiyah ke-109 tahun yang akan jatuh pekan depan pada 18 November 2021, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan empat pesan kebangsaan.
Pertama, Haedar berpesan agar seluruh warga bangsa terutama dalam masa pemulihan Covid-19 ini terus menjaga semangat optimisme, kebersamaan, menguatkan nilai-nilai yang memperkuat kebersamaan dan menghindari nilai-nilai yang merusaknya.
“Dalam kaitan dengan Covid-19, Muhammadiyah sejak awal konsisten untuk terus berusaha dengan segala kemampuan yang dimiliki, sumber dana, sumber daya dan sistem yang kita gerakkan untuk hadir ikut menjadi bagian yang memberi solusi dan sekaligus juga optimisme dalam menghadapi pandemi yang sangat berat ini,” tutur Haedar, dalam keterangan Minggu 14 November 2021.
Selain masyarakat tetap disiplin menjaga protokol kesehatan, Haedar berpesan bahwa masalah seberat apapun akan lebih mudah diatasi jika bangsa Indonesai bersama dan bersatu.
“Dan dalam konteks membangun kebersamaan itu kita harus mampu mengeliminasi perbedaan-perbedaan tajam yang membuat kita retak dan pecah. Juga kita harus hindari perilaku-perilaku yang berlebihan, ujaran-ujaran yang berlebihan, yang mereduksi persatuan dan kebersamaan dan terlalu menonjolkan egoisme, kepentingan golongan dan yang bersifat ekslusif. Karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang dibangun di atas kegotong-royongan, kebersamaan dan pesatuan,” pesannya.
Kedua, Haedar mengajak warga bangsa mengembangkan nilai-nilai utama dengan semangat taawun dan kebhinekaan.
“Bangsa Indonesia tidak akan pernah maju jika masing-masing berjalan sendiri. Jika setiap pihak menumbuhkan kepentingan sendiri. Maka kita harus mencari titik temu dan menggalang usaha-usaha bersama,” kata Haedar.
“Dampak pandemi ini sangat berat pada kesehatan, pada ekonomi bahkan juga dalam kehidupan sosial dan psikologi masyarakat dan bangsa. Maka kerjasama dari seluruh pihak dengan program-program lintas menjadi sangatlah penting. Nilai taawun atau membangun kerjasama untuk kebaikan bangsa harus kita utamakan,” imbuhnya.
Ketiga, Haedar berpesan agar masyarakat Indonesia dan elit bangsa mengutamakan keutuhan dan persatuan dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada.
“Bangsa Indonesia alhamdulillah masih diberi kekuatan oleh Allah Swt, menjadi bangsa yang besar tetapi utuh, tetapi kita harus merawatnya dengan semangat yang tinggi. Jadikan bangsa ini dan seluruh alam atau sumber daya alam yang kita miliki dengan semangat untuk membangun secara bersama,” kata Haedar.
Keempat, Haedar berpesan agar semua pihak membangun nilai kemajuan sebagai komitmen kolektif.
“Jangan sampai kita, bangsa Indonesia disibukkan oleh berbagai hal yang membuat kita tidak produktif dan membuat kita tidak maju. Kemajuan adalah keniscayaan bagi bangsa modern. Kemajuan adalah ideologi progresif untuk membawa bangsa ini menjadi bangsa yang unggul,” ucapnya.
“Maka tidak mungkin kita bisa meraih keunggulan jika kita tidak punya potensi yang kita gerakkan untuk maju. Maka hilangkan berbagai hal yang membuat kita tidak bisa maju dan kedepankan hal-hal yang membuat kita menjadi bangsa yang berkemajuan,” imbuhnya.
Bangsa yang Tegak Berdiri
“InsyaAllah dengan nilai-nilai utama yang seperti itu, bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang berdiri tegak, sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang lebih maju dengan martabat dan karakter Keindonesiaan yang hidup di atas nilai-nilai agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur bangsa yang ketiganya harus kita jaga bersama,” kata Haedar.
Dengan jiwa agama, Pancasila dan Kebudayaan luhur, Haedar percaya bangsa Indonesia akan mampu bersaing dan karakter kuat di tengah lalu lintas peradaban global.
“Kemajuan kita di bidang fisik jangan sampai meluruhkan kita dalam hal karakter diri sebagai bangsa yang religius, ber-Pancasila dan berkebudayaan luhur nasional. Mudah-mudahan Allah senantiasa melimpahkan berkah dan karunianya bagi kami Muhammadiyah dan seluruh warga bangsa sehingga kita menjadi bangsa dan negara yang dirahmati Allah Swt,” tutur Haedar mengakhiri.