Empat Pelajaran Penting Menghadapi Fitnah, Pesan Rasulullah SAW
Menghadapi Fitnah merupakan pesan yang pernah disampaikan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW). Sebagai tersebut dalam hadits.
عن عبد الله بن عامروبن العاس رضي الله عنه قال،نَادَى مُنَـادِي رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اَلصَّلاَةَ جَامِعَةً. فَاجْتَمَعْنَا إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ: إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ قَبْلِي إِلاَّ كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَـى خَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ، وَيُنْذِرَهُمْ شَرَّ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ، وَإِنَّ أُمَّتَكُمْ هَذِهِ جُعِلَ عَافِيَتُهَا فِي أَوَّلِهَا، وَسَيُصِيْبُ آخِرَهَا بَلاَءٌ وَأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا، وَتَجِيءُ فِتْنَةٌ، فَيُرَقِّقُ بَعْضُهَا بَعْضًا، وَتَجِيءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ: هَذِهِ، هَذِهِ… فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ وَيُدْخَلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ.
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhuma, ia berkata:
“Seorang penyeru Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berseru, ‘Shalat berjama’ah!’ Lalu kami berkumpul bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau berkata, ‘Sesungguhnya tidak ada seorang Nabi pun sebelumku melainkan wajib baginya untuk menunjuki umatnya kepada kebaikan yang ia ketahui, dan memberikan peringatan kepada mereka dari kejelekan yang ia ketahui, dan sesungguhnya umat kalian ini, dijadikan keselamatannya di awalnya, dan (orang) yang ada di akhirnya akan tertimpa musibah juga berbagai perkara yang kalian ingkari, dan datanglah fitnah, sebagiannya menjadi lebih ringan (karena besarnya fitnah yang setelahnya), dan datanglah fitnah, lalu seorang mukmin berkata, ‘Ini, ini…’ maka barangsiapa ingin diselamatkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka hendaklah kematian mendatanginya dalam keadaan dia beriman kepada Allah dan hari Akhir.’” [HR. Muslim].
Pelajaran yang terdapat dalam hadits:
1- Alfitanu adalah bentuk jamak dari kata fitnah (فِتْنَةٌ), maknanya adalah cobaan dan ujian. Kemudian banyak digunakan untuk makna ujian yang dibenci, lalu dimutlakkan untuk segala hal yang dibenci atau berakhir dengannya seperti dosa, kekufuran, pembunuhan, pembakaran, dan yang lainnya dari segala hal yang dibenci.
2- Hadits-hadits tentang fitnah banyak sekali. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan peringatan kepada umatnya dari berbagai fitnah, memerintahkan mereka untuk berlindung darinya.
3- Beliau mengabarkan,akhir dari umat ini akan ditimpa musibah juga fitnah yang sangat besar, tidak ada yang bisa melindungi darinya kecuali keimanan kepada Allah dan hari Akhir, tetap bersama jama’ah kaum muslimin, mereka adalah Ahlus Sunnah -walaupun mereka hanya sedikit.
4- Menjauhkan diri dari berbagai fitnah dan memohon perlindungan darinya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
تَعَوَّذُوا بِاللهِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ.
“Mohonlah perlindungan kepada Allah dari segala fitnah, yang nampak darinya dan yang tersembunyi.”
Diriwayatkan oleh Muslim dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu.
Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Qur'an :
-Hidup adalah ujian dan cobaan, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. Al-Ankabuut: 2).
Advertisement